JAKARTA – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pernyataan ini disampaikan menyusul kembali terjadinya kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di beberapa daerah, termasuk insiden terbaru di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang melibatkan sedikitnya 569 siswa.Qodari menyebut kejadian tersebut sebagai wake up call atau peringatan serius bagi seluruh pihak yang terlibat dalam programMBG.
"Memang harus ada perbaikan mekanisme, perbaikan kelembagaan, dan perbaikan dari berbagai macam sisi. Ini sedang berlangsung prosesnya, doakan," ujar Qodari di Jakarta, Sabtu (20/9).Menurut Qodari, pelaksanaan programMBG seharusnya dirancang dengan standar "zero accident", atau tanpa toleransi terhadap kesalahan sedikit pun.
Ia menegaskan bahwa program yang menyangkut kesehatan anak-anak ini tidak boleh dijalankan dengan kompromi terhadap keselamatan."Kan MBG tingkat accident-nya cuma 5 persen, cuma 1 persen? Enggak bisa. Ini program zero tolerance terhadap accident. Jadi MBG itu harus perfect, harus sempurna," tegasnya.
Lebih lanjut, Qodari menyebut bahwa pembenahan perlu dilakukan dari sisi pendirian Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) hingga ke mekanisme distribusi makanan di lapangan.