BREAKING NEWS
Selasa, 14 Oktober 2025

Ibu Putri Koster Turun ke Lapangan, Edukasi Masyarakat Tabanan Kelola Sampah dari Rumah

Fira - Sabtu, 11 Oktober 2025 09:02 WIB
Ibu Putri Koster Turun ke Lapangan, Edukasi Masyarakat Tabanan Kelola Sampah dari Rumah
Duta PSBS PADAS, Ibu Putri Koster memberikan sosialisasi PSBS PADAS di Kecamatan Selemadeg dan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Jumat (10/10).(Foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

TABANAN – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS) Provinsi Bali, Ibu Putri Koster, menegaskan bahwa cara penyelesaian masalah sampah dengan pola kumpul–angkut–buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau open dumping merupakan langkah yang keliru dan tidak berkelanjutan.

"Ini tidak akan menyelesaikan permasalahan sampah kita, malah akan menimbulkan permasalahan baru yang mengerikan," ujarnya saat memberikan sosialisasi PSBS PADAS di Kecamatan Selemadeg dan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Jumat (10/10).

Putri Koster menjelaskan, sistem penumpukan sampah tanpa pengelolaan yang baik berpotensi menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara, serta memicu berbagai penyakit. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak terlambat menyadari bahaya tersebut.

Baca Juga:

"Sebelum terlambat, kita harus membangkitkan kesadaran bersama untuk bertanggung jawab mengelola sampah kita sendiri. Ini bukan sekadar program Bapak Gubernur, tetapi gerakan kolektif untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam Bali. Kalau tidak, akan ada gunung-gunung sampah lain di Bali seperti di Suwung," tegasnya.

Duta PSBS PADAS itu berharap pengelolaan sampah dapat dilakukan dari sumbernya, yaitu di tingkat desa adat dan rumah tangga. Setiap keluarga diminta memisahkan sampah organik dan anorganik.


Sampah organik kering diolah dengan sistem teba modern, sisa makanan menggunakan tong komposter, sedangkan sampah anorganik dikirim ke TPS3R atau TPST setempat.

Sementara itu, Koordinator Percepatan Pengelolaan Sampah, Prof. Luh Riniti Rahayu, mendemonstrasikan cara pengolahan sampah organik sederhana menggunakan tong komposter dan teba modern.


Kegiatan dilanjutkan oleh Prof. Ni Luh Kartini, yang mensosialisasikan bahaya pembakaran sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Ia menegaskan, praktik pembakaran sampah yang masih sering dilakukan masyarakat berpotensi menghasilkan racun dioksin yang berbahaya.

Sosialisasi tersebut disambut antusias oleh masyarakat dan para pemimpin wilayah. Camat Selemadeg Timur, I Wayan Sudarya, mengatakan warganya telah aktif mengelola sampah organik secara mandiri dengan memanfaatkan teba di pekarangan rumah maupun fasilitas umum.
"Masyarakat juga mulai mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan dan beralih ke tumbler untuk kebutuhan harian," ujarnya.

Hal senada disampaikan Camat Selemadeg, I Wayan Budhiarsana, saat sosialisasi di Wantilan Pura Desa dan Puseh Desa Adat Soka. Ia menyebutkan, di wilayahnya sudah terdapat tiga TPS3R yang beroperasi dan satu lagi dalam proses pembangunan. Namun, operasionalnya belum maksimal.

"Kami membutuhkan arahan agar pengolahan sampah bisa berjalan lebih cepat dan efektif. Saat ini ada 102 teba modern di kecamatan kami yang perlu dioptimalkan," ucapnya.


Budhiarsana juga mengimbau 36 desa adat di Kecamatan Selemadeg untuk memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan sampah berbasis sumber agar program PSBS PADAS berjalan optimal.

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
TK Kartika IV-3 Lhokseumawe Gandeng RS Arun Sosialisasikan Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini
Pemerintah Bahas Wacana Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Target Selesai November
Posyandu Melati Way Lunik: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat untuk Kesejahteraan Warga
BPJS Kesehatan Pastikan Tanggung Biaya Korban Keracunan MBG
Kahiyang Ayu Apresiasi Antusiasme Warga Binjai, Cakupan Imunisasi Balita Tembus 94 Persen
TP PKK Provinsi Bali Salurkan Bantuan Sembako dan Layanan Kesehatan Gratis di Karangasem
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru