BREAKING NEWS
Jumat, 08 Agustus 2025

Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran, Tawarkan Rekonsiliasi dengan Negara-negara Barat

BITVonline.com - Sabtu, 13 Juli 2024 09:25 WIB
55 view
Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran, Tawarkan Rekonsiliasi dengan Negara-negara Barat
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

IRAN -Masoud Pezeshkian, presiden terpilih Iran, mengambil langkah berani dengan menyuarakan harapannya untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Eropa, sambil menuduh mereka mengingkari komitmen terhadap perjanjian nuklir 2015 yang vital bagi Iran. Pada 6 Juli lalu, Pezeshkian meraih kemenangan dalam putaran kedua pemilihan presiden, mengalahkan lawannya, Saeed Jalili, yang dikenal sebagai ultrakonservatif.

Dilansir dari kantor berita AFP pada Sabtu (13/7/2024), pria berusia 69 tahun ini mengajukan gagasan untuk memulihkan “hubungan konstruktif” dengan negara-negara Barat guna mengakhiri isolasi Iran. Pezeshkian mendukung kembali perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar, yang Washington secara sepihak keluar dari kesepakatan tersebut pada tahun 2018 dan kembali memberlakukan sanksi yang merugikan Iran.

Menulis dalam kolomnya di Tehran Times pada Jumat malam, Pezeshkian menegaskan bahwa meskipun negara-negara Eropa berkomitmen untuk menyelamatkan perjanjian tersebut dan meredakan dampak sanksi AS, mereka telah mengingkari janji-janji tersebut.

Baca Juga:

“Meskipun ada kesalahan langkah ini, saya berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif dengan negara-negara Eropa untuk menetapkan hubungan yang berlandaskan pada prinsip saling menghormati dan kesetaraan,” tulisnya.

Sebelumnya, Pezeshkian dikenal sebagai seorang ahli bedah jantung dengan pengalaman pemerintahan terbatas, yaitu sebagai menteri kesehatan sekitar dua dekade lalu. Dia dianggap sebagai sosok “reformis” di Iran dan satu-satunya kandidat dari spektrum tersebut yang diizinkan mencalonkan diri dalam pemilihan.

Baca Juga:

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memegang peranan penting dalam menentukan kebijakan utama di negara republik Islam ini, termasuk dalam menghadapi isu-isu internasional yang sensitif seperti perjanjian nuklir.

(N/014)

Tags
komentar
beritaTerbaru