BREAKING NEWS
Minggu, 19 Oktober 2025

Partai Baru Korea Selatan Desak Wajib Militer Untuk Para Perempuan

BITVonline.com - Sabtu, 10 Februari 2024 02:41 WIB
Partai Baru Korea Selatan Desak Wajib Militer Untuk Para Perempuan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

KORSEL – Dalam persiapan menjelang pemilihan umum (pemilu) Korea Selatan (Korsel) yang akan datang pada bulan April, munculnya sebuah partai konservatif baru telah memicu perdebatan yang hangat mengenai masa depan wajib militer di negara tersebut. Partai ini menyerukan agar perempuan juga diwajibkan untuk menyelesaikan wajib militer jika ingin berkarir di sektor kepolisian, pemadam kebakaran, atau lembaga pemasyarakatan. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang kesetaraan gender dan peran perempuan dalam pertahanan nasional.

Saat ini, aturan wajib militer di Korea Selatan mewajibkan semua laki-laki yang sehat jasmani untuk mengabdi setidaknya selama 18 bulan di salah satu cabang angkatan bersenjata Korsel, sementara perempuan tidak diwajibkan. Namun, dihadapkan dengan populasi yang terus menyusut, para pemimpin Partai “New Choice” menganggap bahwa kebijakan tersebut tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasional.

Pendiri partai, Keum Tae-sup dan Ryu Ho-jeong, menyatakan bahwa wajib militer bagi perempuan tidak hanya akan membantu menyelesaikan konflik gender dalam masyarakat Korsel, tetapi juga dapat memperkuat militer negara tersebut. Dengan populasi militer yang semakin mengecil, mereka menganggap bahwa keterlibatan perempuan dalam wajib militer dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Namun, proposal ini menuai kontroversi di masyarakat. Sejumlah pihak, seperti Han Ye-jung, seorang pengacara di Seoul, menentang keras usulan tersebut. Mereka berpendapat bahwa wajib militer harus tetap menjadi pilihan dan bukan kewajiban bagi perempuan. Ada juga kekhawatiran bahwa keterlibatan perempuan dalam wajib militer dapat menjadi alasan untuk menghubungkan wajib militer dengan peluang kerja di masa depan di sektor publik, yang dapat menimbulkan diskriminasi gender.

Di samping itu, beberapa analis mengajukan solusi alternatif untuk mengatasi masalah penurunan populasi di Korea Selatan. Solusi-solusi ini termasuk memperpanjang masa tugas militer bagi laki-laki dan peningkatan integrasi teknologi ke dalam angkatan bersenjata. Namun, kedua solusi tersebut juga memiliki kelemahan masing-masing.

Perdebatan tentang masa depan wajib militer bagi perempuan dan strategi pertahanan nasional Korea Selatan menjadi topik hangat dalam menjelang pemilu. Meskipun demikian, tak satu pun dari dua partai utama di Korea Selatan, baik Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa maupun Partai Demokrat yang beroposisi, berkomitmen untuk menerapkan wajib militer bagi perempuan. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan ketidakpastian dalam mengatasi tantangan pertahanan nasional yang dihadapi oleh negara tersebut.

(A/08)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru