JAKARTA –Federal Aviation Administration (FAA) telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap pesawat Boeing 737-9 MAX setelah insiden darurat yang terjadi bulan lalu, di mana pintu emergency exit pesawat Alaska Airlines lepas saat penerbangan pada 5 Januari 2024.
FAA mengumumkan bahwa 94% dari pesawat Boeing 737-9 MAX milik United Airlines dan 87% pesawat Alaska Airlines telah diperiksa dan kembali beroperasi.
Pemeriksaan yang diwajibkan oleh FAA meliputi peninjauan baut tertentu, jalur pemandu, inspeksi visual mendetail terhadap sumbat pintu, dan komponen terkait. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) juga sedang menyelidiki kemungkinan adanya baut yang hilang pada pesawat yang mengalami insiden darurat tersebut.
Wakil Administrator Asosiasi FAA untuk Keselamatan Penerbangan, Jodi Baker, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi ulang pengawasan terhadap Boeing dan sedang melakukan inspeksi menyeluruh di pabrik Boeing 737 Renton. Baker menegaskan bahwa FAA melakukan inspeksi dari ujung ke ujung pesawat, dan temuan dari inspeksi tersebut akan mendorong konsep baru dalam pengawasan.
Administrator FAA, Mike Whitaker, dijadwalkan memberikan kesaksian di hadapan komite DPR AS mengenai masalah ini. Sebelumnya, FAA mencabut larangan terbang Boeing 737-9 MAX pada 24 Januari 2024 setelah terjadi insiden dengan pesawat Alaska Airlines. Penerbangan yang sempat dihentikan tersebut memaksa maskapai untuk membatalkan ribuan penerbangan selama bulan Januari.
Dampak dari insiden tersebut juga memaksa FAA untuk melarang Boeing memperluas produksi pesawat 737 MAX pada bulan lalu. Belum ada perkiraan dari FAA mengenai durasi pembatasan ini.
CEO Boeing, Dave Calhoun, menjelaskan bahwa saat ini Boeing memproduksi 38 unit 737 per bulan dan akan tetap pada kecepatan tersebut sampai FAA dan Boeing puas dengan kualitas proses manufaktur.
(K/09)
Boeing 737 Mendapatkan Izin Terbang Lagi Setelah Kejadian Jendela Copot di Udara