BREAKING NEWS
Kamis, 23 Oktober 2025

Bank Indonesia Tahan BI Rate di 6 Persen, Fokus Jaga Stabilitas Ekonomi

BITVonline.com - Rabu, 18 Desember 2024 07:59 WIB
Bank Indonesia Tahan BI Rate di 6 Persen, Fokus Jaga Stabilitas Ekonomi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang digelar pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6 persen. Selain itu, suku bunga deposit facility tetap berada di 5,25 persen dan lending facility di 6,75 persen.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Perry menjelaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan arah kebijakan moneter BI untuk menjaga inflasi tetap dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen pada tahun 2024 dan 2025. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen. Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali serta mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” ujar Perry.

Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia juga memprioritaskan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal yang semakin besar. “Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan di Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah,” jelasnya.

Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan di masa mendatang. Perry menyebutkan bahwa prospek inflasi, nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan ekonomi akan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kebijakan suku bunga.

“Ke depan, BI terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi,” tambah Perry.

Keputusan BI ini datang di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter Amerika Serikat serta eskalasi geopolitik di beberapa wilayah dunia. Di sisi domestik, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan pemulihan ekonomi tetap berjalan sesuai target.

(N/14)

0 komentar
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru