BITVONLINE.COM - Istilah brain rot tengah ramai diperbincangkan di media sosial sebagai fenomena psikologis yang menyerang generasi digital.
Istilah ini merujuk pada kondisi penurunan fungsi kognitif akibat paparan konten ringan dan berulang yang dikonsumsi secara terus-menerus di media sosial.
Menurut sejumlah pakar psikologi, brain rot bukanlah diagnosis medis resmi, namun menggambarkan gejala nyata seperti kesulitan fokus, menurunnya minat belajar, hingga hilangnya dorongan berpikir kritis akibat konsumsi konten viral yang bersifat hiburan dangkal dan instan.
"Saat kita terbiasa dengan stimulus yang terlalu cepat dan dangkal, otak kita mulai kehilangan kemampuan untuk menikmati proses berpikir yang kompleks. Ini bisa sangat berbahaya, terutama bagi generasi muda," ujar Psikolog Klinis, dr. Nadya Arifin.
Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts kerap dituding sebagai pemicu utama brain rot.
Pengguna menghabiskan waktu berjam-jam menonton video singkat tanpa jeda, membuat otak terbiasa dengan dopamin instan yang berujung pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas.