BITVONLINE.COM– Konflik internal di Palestina semakin memburuk dengan pecahnya pertempuran sengit antara pasukan keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan di Jenin, Tepi Barat. Bentrokan ini melibatkan personel keamanan yang setia kepada Otoritas Palestina dan faksi militer dari Palestine Islamic Jihad (PIJ), Brigade Al-Quds, yang memprotes tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan Otoritas Palestina.
Otoritas Palestina mengklaim bahwa operasi ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah yang dianggap rawan, seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas. Namun, kelompok milisi perlawanan, yang dipimpin oleh Brigade Jenin, menuduh Otoritas Palestina bertindak sebagai kaki tangan Israel dalam pemberangusan gerakan pembebasan Palestina.Dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina, Anwar Rajab, ia menegaskan bahwa mereka yang terlibat dalam kekerasan di Jenin bukanlah pejuang perlawanan, melainkan kriminal yang harus ditindak. Rajab menambahkan, “Kami memiliki strategi untuk melindungi Palestina dari kehancuran, dan kami akan mencegah apa yang terjadi di Gaza agar tidak terjadi di Tepi Barat.”
Namun, kelompok milisi dari Brigade Al-Quds, cabang militer PIJ, membantah klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa tujuan mereka hanya untuk melawan pendudukan Israel dan bukan untuk menyerang rakyat Palestina sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera, juru bicara Brigade Jenin mengatakan, “Kami hanya menargetkan Israel. Kami bertindak untuk membela tanah Palestina, bukan untuk menciptakan kekacauan di antara sesama rakyat Palestina.”Bentrokan yang meletus di Jenin baru-baru ini mengakibatkan tewasnya seorang komandan milisi Brigade Jenin. Insiden ini menambah ketegangan di wilayah yang sudah terpecah-belah, dengan sejumlah pihak saling menyalahkan dalam perang saudara yang semakin memanas. Masyarakat internasional pun menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya ketidakstabilan di Palestina.
Di tengah kekerasan yang terus berlanjut, Otoritas Palestina berusaha mengendalikan situasi dengan operasi keamanan, sementara kelompok perlawanan bersumpah untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan pendudukan Israel. Sebagai hasilnya, Jenin tetap menjadi titik api dalam pertempuran politik dan militer yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.Sementara itu, militer Israel turut mengintensifkan patroli di sekitar kamp pengungsi Jenin, yang sering menjadi pusat perlawanan Palestina. Keberadaan pasukan Israel ini memicu ketegangan lebih lanjut, memperburuk situasi di wilayah yang terjepit antara konflik internal Palestina dan penjajahan Israel.Sebagai perkembangan terbaru, korban dalam baku tembak antara pasukan keamanan Palestina dan milisi perlawanan semakin bertambah. Kematian komandan milisi dan meningkatnya ketegangan politik menunjukkan bahwa konflik ini berpotensi berubah menjadi ancaman bagi stabilitas seluruh wilayah Tepi Barat. Ketegangan ini berlanjut meski seruan untuk perdamaian dan rekonsiliasi semakin mengemuka, namun belum ada solusi yang jelas untuk meredakan perpecahan yang terjadi di tubuh Palestina.
(JOHANSIRAIT)