JAKARTA -Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti fenomena mengejutkan dalam proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024. Sebanyak 1.967 CPNS mengundurkan diri, dan menurut Puan, hal ini menjadi sinyal kuat bahwa sistem rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) membutuhkan evaluasi menyeluruh.
Puan menyampaikan bahwa tingginya angka pengunduran diri ini bukanlah persoalan biasa, melainkan indikator sistemik yang menunjukkan ketidaksesuaian antara harapan generasi muda dan sistem birokrasi yang ada.
"Proses rekrutmen CPNS tidak boleh hanya bersifat administratif. Harus ada evaluasi menyeluruh dengan perencanaan matang dan pendekatan strategis, mulai dari penyusunan formasi hingga penempatan akhir," tegas Puan kepada wartawan.
Pengunduran Diri Dipicu Gaji Rendah & Penempatan Jauh
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat bahwa sebagian besar CPNS yang mundur disebabkan oleh gaji yang dinilai terlalu kecil serta penempatan kerja yang jauh dari domisili.
Banyak dari mereka menerima formasi optimalisasi, yaitu posisi yang semula kosong karena tidak ada pelamar, namun secara sistem diisi oleh peserta yang tidak lolos di pilihan utama.
Contohnya, pelamar dosen yang gagal di Universitas Negeri Jember, akhirnya diterima di Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT — yang membuat mereka memilih mundur.
Puan: Negara Bisa Kehilangan Talenta Terbaik
Puan menilai lemahnya perencanaan formasi menjadi penyebab utama ketidaksesuaian antara kompetensi pelamar dan penempatan kerja. Jika tidak dibenahi, negara berisiko kehilangan SDM berkualitas.
"Kalau ini tidak diperbaiki, kita akan terus menghadapi persoalan yang sama. Negara bisa kehilangan potensi sumber daya manusia terbaik untuk memperkuat pelayanan publik," ujarnya.
Dorongan Reformasi Sistem ASN
Puan mendesak Kementerian PAN-RB dan BKN melakukan reformasi menyeluruh dengan memperhatikan: