BREAKING NEWS
Selasa, 30 September 2025

Iran Pulangkan 4.000 Warganya dari Suriah Usai Pemberontak Kuasai Damaskus

BITVonline.com - Selasa, 10 Desember 2024 12:32 WIB
Iran Pulangkan 4.000 Warganya dari Suriah Usai Pemberontak Kuasai Damaskus
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Teheran – Pemerintah Iran mengungkapkan bahwa mereka telah berhasil membawa pulang 4.000 warganya dari Suriah setelah penggulingan sekutunya, Presiden Bashar Al Assad, oleh kelompok pemberontak yang menguasai Damaskus. Pengungsi yang dipulangkan tersebut merupakan bagian dari sekitar 10.000 warga Iran yang telah berada di Suriah selama beberapa tahun terakhir, baik sebagai anggota keluarga pasukan militer atau sebagai peziarah yang mengunjungi situs-situs suci.

Juru bicara Pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menyatakan bahwa upaya pemulangan warga negara Iran itu dimulai tiga hari yang lalu dan akan terus berlanjut hingga seluruh warga Iran yang berada di Suriah dapat kembali dengan aman. “Selama tiga hari terakhir, 4.000 warga negara Iran telah dikembalikan ke Iran,” ungkapnya dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Ankara pada Selasa (10/12/2024), dilansir dari AFP.Menurut laporan resmi, warga Iran yang berada di Suriah kebanyakan adalah anggota Garda Revolusi Iran yang terlibat dalam misi-misi militer untuk mendukung rezim Bashar Al Assad selama perang saudara yang meletus pada tahun 2011. Mereka tergabung dalam program yang disebut sebagai “penasihat militer” yang memberikan pelatihan dan dukungan teknis kepada pasukan pemerintah Suriah.

Namun, dalam pernyataan yang lebih baru, Ahmad Naderi, anggota presidium parlemen Islam, menegaskan bahwa tidak ada pasukan aktif Iran di Suriah pada saat ini, merujuk pada pengarahan yang diberikan oleh kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami. Naderi mengklarifikasi bahwa warga Iran yang berada di Suriah lebih banyak terlibat dalam ziarah ke situs-situs suci Islam Syiah, seperti Sayeda Zeinab yang terletak di pinggiran selatan Damaskus.Hubungan Iran dengan Suriah sendiri telah terjalin sejak lama, dengan pemulihan hubungan persahabatan antara kedua negara pada era kepemimpinan Hafez al-Assad, ayah dari Bashar al-Assad, pada 1970-an. Iran telah lama menjadi sekutu utama Suriah, terutama dalam menghadapi ancaman dari kelompok pemberontak dan intervensi asing. Namun, dengan situasi yang semakin memanas setelah penggulingan Bashar Al Assad, hubungan ini mulai dipertanyakan.

Sementara itu, ketegangan di Suriah juga semakin meningkat, terutama setelah serbuan kelompok pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil menguasai Damaskus pada 8 Desember 2024. Dalam peristiwa tersebut, kedutaan besar Iran di Damaskus digeledah oleh beberapa orang, memperburuk citra hubungan Iran-Suriah yang semakin rumit.Tensi ini semakin diperburuk oleh pernyataan yang mengarah pada kemungkinan peningkatan ancaman nuklir dari Iran. Negara-negara Barat memberikan peringatan serius terkait pengembangan senjata nuklir Iran, yang dipandang dapat semakin memanaskan ketegangan internasional. Sebagai respons, Iran terus melanjutkan kebijakan luar negerinya yang berfokus pada memperkuat aliansi dengan Rusia dan Turki dalam menghadapi krisis di Suriah dan dampak internasional yang ditimbulkan. (JOHANSIRAIT)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru