BREAKING NEWS
Selasa, 24 Juni 2025

Sarjana Kian Sulit Dapat Kerja, Sertifikasi Keahlian Jadi Kunci Baru di Dunia Profesional

Justin Nova - Selasa, 24 Juni 2025 13:34 WIB
24 view
Sarjana Kian Sulit Dapat Kerja, Sertifikasi Keahlian Jadi Kunci Baru di Dunia Profesional
ilustrasi pencari kerja (foto: metrotv)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Fenomena banyaknya lulusan sarjana yang kesulitan mendapatkan pekerjaan kini makin nyata terlihat. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya beralih profesi menjadi asisten rumah tangga (ART), sopir, hingga pekerja informal lainnya akibat tak kunjung memperoleh pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan mereka.

Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI), Ivan Taufiza, mengungkapkan bahwa akar permasalahan ini bukan semata karena ijazah S1 tidak berguna, melainkan akibat ketimpangan antara jumlah pencari kerja (supply) dan lapangan pekerjaan (demand) yang tersedia.

"Ijazah itu tetap berguna, tapi sekarang hanya jadi alat administrasi untuk menyaring kandidat karena jumlah pelamar sangat besar. Jadi ini soal ketidakseimbangan supply dan demand di pasar kerja," jelas Ivan , Selasa (24/6/2025).

Baca Juga:

Dalam kondisi pasar tenaga kerja yang kompetitif seperti saat ini, Ivan menyebut bahwa perusahaan lebih memprioritaskan pelamar yang memiliki sertifikasi teknis atau keahlian khusus. Sertifikasi dinilai lebih menunjukkan kompetensi nyata seseorang di bidang yang dibutuhkan industri.

"Sertifikat coding, robotik, atau skill digital lainnya jauh lebih dicari. Perusahaan mau tahu kamu bisa apa, bukan cuma lulus dari mana," tambah Ivan.

Fenomena ini bahkan terjadi di kalangan perusahaan multinasional. Ivan menegaskan bahwa banyak perusahaan asing kini tidak lagi mempersyaratkan gelar akademik tertentu selama kandidat bisa menunjukkan performa kerja yang baik lewat tes dan portofolio.

Senada dengan itu, pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Noor Effendi, juga menekankan pentingnya pelatihan vokasi dan sertifikasi. Menurutnya, sertifikat adalah bukti keterampilan nyata yang dibutuhkan oleh perusahaan di tengah persaingan kerja yang makin ketat.

"Sarjana itu kalau nggak punya skill, tetap nggak punya nilai lebih. Sertifikasi menunjukkan bahwa seseorang punya kompetensi, bukan sekadar lulus kuliah," ujar Tadjudin.

Ia menambahkan bahwa sertifikasi di bidang teknologi informasi (IT) saat ini paling banyak dicari, terutama yang berkaitan dengan sektor keuangan, telekomunikasi, hingga industri manufaktur.

Namun Tadjudin juga menyayangkan minimnya lembaga pelatihan keahlian yang memadai di Indonesia. Padahal, menurutnya, keberadaan lembaga semacam itu sangat vital dalam menjembatani kebutuhan industri dengan keterampilan tenaga kerja.

"Training center itu belum banyak yang berkualitas. Membuatnya juga tidak murah, karena butuh alat praktik dan fasilitas. Jangan cuma pelatihan buat mur dan baut, tapi harus relevan dengan pasar kerja," pungkasnya.*

(d/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Jusuf Kalla: Sekarang Butuh Skill, Tapi Jangan Lupa Simpan Ijazah Asli!
komentar
beritaTerbaru