BREAKING NEWS
Sabtu, 23 Agustus 2025

Resesi Cinta Gen Z: Lebih Pilih Hemat daripada Kencan, Apa Alasannya?

Abyadi Siregar - Jumat, 22 Agustus 2025 23:03 WIB
Resesi Cinta Gen Z: Lebih Pilih Hemat daripada Kencan, Apa Alasannya?
Ilustrasi. (foto: Freepik)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN (BITV)— Fenomena baru tengah berkembang di kalangan generasi Z.

Di tengah tekanan ekonomi yang kian kompleks, seperti kenaikan biaya hidup, pendidikan, hingga ketidakpastian pekerjaan, sebagian besar anak muda memilih untuk tidak mengeluarkan dana sama sekali untuk urusan kencan.

Laporan terbaru dari Bank of America mengungkap bahwa sekitar 53% pria dan 54% wanita Gen Z (usia 18–28 tahun) tidak menghabiskan uang sepeser pun setiap bulan untuk kegiatan kencan.

Baca Juga:

Menurut Will Smayda, Head of Financial Centers Bank of America, generasi ini menghadapi beban keuangan yang lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya.

Harga kebutuhan pokok yang naik, sewa tempat tinggal yang tinggi, serta mahalnya biaya pendidikan membuat mereka lebih fokus pada kestabilan keuangan pribadi ketimbang menjalin hubungan romantis.

Baca Juga:

"Mereka lebih khawatir soal kebutuhan dasar, seperti makanan dan tempat tinggal. Maka wajar jika kencan tidak menjadi prioritas," ujar Smayda, dikutip dari Market Watch.

Pelatih kencan ternama, Damona Hoffman, menyebut tren ini sebagai bentuk dari "romance recession" atau resesi cinta.

Pandemi COVID-19 turut berperan mempercepat perubahan perilaku ini, dengan membuat generasi muda lebih terbiasa menjalin hubungan secara virtual.

"Banyak anak muda menarik diri dari dunia kencan karena kecemasan akan kondisi finansial mereka," jelas Hoffman.

Meskipun begitu, bukan berarti Gen Z sepenuhnya meninggalkan urusan asmara.

Mereka yang tetap memilih untuk berkencan cenderung lebih selektif, mencari hubungan jangka panjang dan bernilai emosional ketimbang kencan konsumtif.

Michael Kaye, Direktur Brand Marketing OkCupid, menyebut bahwa Gen Z cenderung berkencan dengan tujuan yang jelas, mengutamakan nilai, kesamaan visi, dan kompatibilitas.

"Gen Z tidak mencari kepuasan instan. Mereka lebih memprioritaskan kecocokan ketimbang pengeluaran besar," tuturnya.

Data dari OkCupid juga menunjukkan bahwa 68% pengguna bersedia menjalin hubungan dengan pasangan berpenghasilan lebih rendah, asalkan memiliki motivasi dan tidak terlalu fokus pada aspek material.

Fenomena ini berimbas pada bergesernya pencapaian hidup. Berdasarkan data sensus Amerika Serikat, pada tahun 1975, sekitar 45% orang usia 25–34 tahun sudah menikah, memiliki anak, dan rumah sendiri.

Namun, pada 2024, hanya 21% yang mencapai tahapan tersebut.

"Tonggak kehidupan generasi muda saat ini berbeda. Mereka lebih fleksibel dalam memaknai pencapaian pribadi," ungkap Hoffman.

Sebagai alternatif, para ahli menyarankan agar anak muda mengubah cara pandang terhadap kencan.

Daripada melihatnya sebagai beban finansial, mereka bisa memaknainya sebagai bentuk biaya sosial, kesempatan untuk membangun relasi dan melatih komunikasi interpersonal.

"Dulu pergi ke bar atau berkumpul bukan sekadar mencari pasangan, tapi membangun koneksi. Itu hal yang masih sangat penting di era digital ini," kata Hoffman.*

(vo/a008)

Editor
: Raman Krisna
Tags
beritaTerkait
Edukasi Herbal di Aceh Besar: Saatnya Gen Z Menjadi Konsumen Cerdas dan Kritis
Gen Z Tinggalkan Startup, Ramai-ramai Pilih Profesi Tradisional Ini?
Miris! Media Asing Soroti Sulitnya Anak Muda Indonesia Dapat Kerja Layak: Lulusan Hukum Jadi Teknisi Nikahan
Survei BI: Anak Muda Tak Lagi Optimis soal Penghasilan dan Pekerjaan
Penyakit Asam Lambung Banyak Dialami Gen Z, Ini Tips Dokter untuk Buka Puasa yang Aman
komentar
beritaTerbaru