BREAKING NEWS
Kamis, 19 Juni 2025

RSUD Djoelham Beberkan Fakta Kematian Pasien Usai Cuci Darah, Bukan Akibat 'No Water'

Adelia Syafitri - Kamis, 06 Maret 2025 16:03 WIB
321 view
RSUD Djoelham Beberkan Fakta Kematian Pasien Usai Cuci Darah, Bukan Akibat 'No Water'
RSUD Djoelham Binjai memberikan penjelasan terkait kematian seorang pasien bernama R Br Ketaren (75).
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BINJAI -RSUD Djoelham Binjai akhirnya memberikan penjelasan terkait kematian seorang pasien bernama R Br Ketaren (75) yang meninggal dunia setelah menjalani proses cuci darah di rumah sakit tersebut.

Klarifikasi ini disampaikan oleh Plt Direktur RSUD Djoelham Binjai, dr Romy Ananda Lukman, melalui dr Alfred Situmorang, spesialis penyakit dalam yang bertanggung jawab atas layanan dialisis.

Baca Juga:

Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (6/3/2025), dr Alfred menyampaikan bahwa pihak rumah sakit turut berduka cita atas kepergian almarhumah dan ingin meluruskan berbagai opini yang berkembang di masyarakat, terutama terkait dugaan kelalaian rumah sakit yang menyebabkan kematian pasien.

"Perlu kami tegaskan bahwa berkurangnya pasokan air RO (Reverse Osmosis) tidak menyebabkan kematian mendadak pada pasien yang menjalani cuci darah. Fakta bahwa ada 10 pasien lainnya yang juga menjalani cuci darah pada waktu yang sama dan dalam kondisi sehat menunjukkan bahwa masalah air RO tidak berhubungan dengan kematian almarhumah," ujar dr Alfred.

Baca Juga:

Menurut penjelasan dr Alfred, almarhumah R Br Ketaren sempat menjalani hemodialisis pertama dengan hasil yang cukup baik.

Bahkan, pada saat itu, pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan bisa berjalan sendiri dan meminta untuk pulang.

Namun, pada sesi hemodialisis kedua, kondisi pasien tampak tidak bersemangat, dan setelah menjalani proses tersebut, pasien mengalami ketidakstabilan.

Dr Alfred menekankan bahwa salah satu faktor penyebab kematian adalah usia almarhumah yang sudah menginjak 75 tahun.

Pasien lansia memang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, terutama dalam 90 hari pertama setelah menjalani cuci darah.

Selain itu, penurunan tekanan darah yang mendadak saat proses hemodialisis juga dapat memicu kondisi kritis.

"Kondisi kesehatan almarhumah sebelum menjalani hemodialisis pertama sudah cukup membaik, namun di usia lanjut, resiko komplikasi tetap ada. Kami telah melakukan segala upaya medis untuk membantu, dan semua tindakan yang kami ambil sudah dijelaskan kepada keluarga almarhumah," jelas dr Alfred.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Diduga Jadi Korban Malapraktik Sunat Laser, Bocah 10 Tahun Asal Kerinci Sudah Jalani 5 Kali Operasi
Sidang Gugatan Malapraktik RSU Sylvani di PN Binjai: Saksi Ahli Tergugat Ditolak Majelis Hakim
Tiopan Tarigan Perjuangkan Keadilan Terkait Dugaan Kelalaian di RSUD Djoelham Binjai yang Menyebabkan Kematian Ibunya
Tiopan Tarigan Minta Kejelasan Terkait Dugaan Malpraktik di RSUD Djoelham Binjai: "Ini Masalah Nyawa Orangtua Saya"
Wakil Wali Kota Binjai Minta Masyarakat Laporkan Jika Temui Pelayanan Buruk di RSUD Djoelham
Wakil Wali Kota Binjai Lakukan Sidak di RSUD Djoelham,  Tegaskan Tak Boleh Buang Badan atas Buruknya Pelayanan RSUD Djoelham
komentar
beritaTerbaru