BREAKING NEWS
Sabtu, 02 Agustus 2025

Ketika Hindul-Hindul Markindul Menyelinap di Istana

Redaksi - Kamis, 05 Juni 2025 08:12 WIB
138 view
Ketika Hindul-Hindul Markindul Menyelinap di Istana
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Ternyata di balik keelokan wajah dan tubuhnya, ia mengemban misi yang amat kejam dan baru diketahui oleh Bung Karno setelah menerima telepon langsung dari Presiden Pakistan Ayub Khan. Ayub membeberkan secara mendetail siapa sebenarnya Pat Price, termasuk tugas sebenarnya yang tidak lain tidak bukan ialah menghabisi nyawa Bung Karno dengan racun sianida.

Mendengar hal tersebut tanpa panjang lebar Bung Karno segera mengusir yang bersangkutan keluar Indonesia dengan masih mempertimbangkan faktor perikemanusiaan sebagai salah satu sila dari Pancasila.

Baca Juga:

Dalam buku Bung Karno, Bapaku, Kawanku, dan Guruku (PGS Publisher, Jakarta, 1977) yang penulis tulis, berdasarkan surat Lord Bertrand Rusel, ahli filsafat dan pejuang perdamaian Inggris, yang dikirimkan ke Presiden Soekarno dan sempat ditunjukkan Bung Karno kepada adik penulis bernama Adis--panggilan sayang penulis terhadap Megawati Soekarnoputri. Dalam surat tersebut, ada delapan kepala negara nonblok yang dikategorikan progresif dan masuk daftar black list-nya CIA atau bakal dibunuh.

Kasus agen cantik CIA Pat Price yang menyamar menjadi mahasiswi cantik Amerika Serikat, dalam buku tersebut memang belum disebutkan namanya. Penulis waktu itu masih lupa menyebutkannya karena masih sibuk kuliah di ITB Bandung dan aktif dalam sejumlah kegiatan organisasi kepemudaan dan bermain band Aneka Nada, selain juga harus bolak-balik Jakarta Bandung. Dalam subjudul Bung Karno Kontra CIA (hal 221-227), agen cantik CIA tersebut sedemikian rupa menyamarkan dirinya sehingga identitasnya sama sekali sempat tak terdeteksi.

Penulis bahkan sempat menduga mahasiswi cantik tersebut termasuk salah satu 'hindul-hindul markindul', istilah yang diberikan oleh adik-adik penulis terhadap perempuan-perempuan yang mencoba menggoda dan ditaksir oleh Bung Karno. Bahkan, penulis sempat beralasan meminta waktu berpikir terlebih dahulu ketika Bapak meminta izin agar 'hindul-hindul markindul' tersebut dapat tinggal bersama adik-adik di Istana. Nyaris saja memang Pat Price diangkat menjadi saudara angkat adik-adik penulis dan tinggal bersama di Istana jika tidak ada informasi dari Ayub Khan.

Selain kasus Pat Price yang agen andalan CIA, agen-agen badan intelijen Inggris MI-6 juga beroperasi di Indonesia, terutama dengan ditemukannya dokumen Gilchrist di Kedutaan besar Inggris.

JANGAN RUSAK KEMBALI

Kembali ke oknum-oknum warga Indonesia yang sudah telanjur menjadi agen-agen dari intel-intel asing, seluruh kaum patriotik sukarnois mendesak agar Presiden Prabowo Subianto segera melakukan berbagai upaya dan langkah penelitian yang mendalam, sejauh mana agen-agen tersebut sudah beroperasi di Indonesia dan berhasil merekrut warga negara Indonesia untuk mengkhianati negara mereka sendiri.

Kita khawatir. Janganlah kita yang berprinsip sekali-kali tidak meninggalkan sejarah, belakangan mengetahui ternyata agen-agen gelap tersebut yang berperan dalam berbagai peristiwa politik di Indonesia selama ini--katakanlah dalam kasus 1965 dan peristiwa politik lainnya hingga kini, mereka ialah gabungan dari agen-agen Mossad, agen-agen CIA, bahkan MI-6 yang kenamaan dari Inggris.

Mudah-mudahan intelijen dan administrasi Presiden Prabowo benar-benar waspada dan berani bertindak tegas terhadap agen-agen gelap tersebut bila benar-benar buktinya sudah diketahui. Jangan sampai mereka tenang-tenang saja beroperasi dan merusak kembali negara dan negeri kita, Indonesia. Semoga!* (mediaindonesia.com)

*) Putra sulung Presiden Ke-1 RI, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI, dan pemerhati sosial

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru