BREAKING NEWS
Jumat, 24 Oktober 2025

Membangunkan Raksasa Aceh yang Tertidur

T.Jamaluddin - Kamis, 26 Juni 2025 07:18 WIB
Membangunkan Raksasa Aceh yang Tertidur
DR. Ir. M. Sabri, Dosen Universitas Sumatera Utara,Putra Aceh (foto: T.jamaluddin)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Ada wisdom dalam ungkapan Arab: "Amn al-iqtisad asas al-amn al-qawmi" (keamanan ekonomi adalah fondasi keamanan nasional). Sabang-Aceh sebagai kekuatan ekonomi terpadu adalah pembangun kedaulatan strategis yang mengurangi ketergantungan Indonesia pada rantai pasok yang dikontrol kekuatan asing.

Ketika China menggunakan paksaan ekonomi dan AS menerapkan kontrol ekspor teknologi, dependensi berlebihan pada rantai pasok sumber tunggal menciptakan kerentanan yang sangat berbahaya. Aceh sebagai pusat manufaktur alternatif memberikan lever yang strategis untuk Indonesia menggandeng mitra regional untuk tidak bergantung pada kompetisi kekuatan besar.

Pengembangan ekonomi Aceh melalui keunggulan manufaktur bukan industrial policy tetapi sovereignty imperative. Kemampuan manufaktur adalah hard power dalam ekonomi modern—negara yang tidak dapat memproduksi critical technologies akan selalu bergantung pada negara yang bisa. Aceh yang produktif menjadi pembangun kemampuan lokal untuk teknologi strategis.

Stabilitas regional melalui integrasi ekonomi menciptakan saling ketergantungan positif dimana konflik menjadi tidak rasional secara ekonomi. Ketika India, Arab Saudi, dan Nigeria memiliki investasi manufaktur di Aceh, mereka memiliki kepentingan dalam stabilitas kawasan.

Posisi Strategis Indonesia dalam Arsitektur Ekonomi Baru

Sementara China membangun konektivitas BRI dan Amerika menerapkan pemindahan ke negara sahabat, Indonesia memiliki peluang unik untuk menjadi destinasi manufaktur netral yang melayani semua ekonomi besar tanpa komplikasi ideologis.

Pengembangan Aceh sebagai pusat manufaktur netral politik menciptakan ruang ekonomi berdaulat dimana perusahaan global dapat beroperasi tanpa risiko geopolitik. Menciptakan rantai pasok yang difasilitasi Indonesia yang inklusif untuk semua stakeholder akan memperkuat posisi Indonesia sebagai broker ekonomi yang jujur.

Yang lebih strategis, Aceh dapat menjadi proyek percontohan untuk model globalisasi alternatif yang tidak bergantung pada institusi Barat atau pembiayaan China. Dengan integrasi keuangan Islam, kerjasama Selatan-Selatan, dan prinsip pembangunan berkelanjutan, Aceh menawarkan jalan ketiga untuk negara berkembang.

Lompatan Kuantum Ekonomi

Data menunjukkan potensi transformatif yang menggiurkan: pengurangan risiko dari China menciptakan peluang USD 1-2 triliun relokasi manufaktur dalam dekade ini. Vietnam hanya dapat menyerap USD 200-300 miliar karena keterbatasan kapasitas. India memiliki hambatan birokrasi yang menghambat penskalaan cepat. Aceh, dengan status otonomi khusus dan lokasi strategis, dapat menarik USD 150-250 miliar investasi manufaktur jika didukung policy framework yang tepat.

Efek pengganda manufaktur akan menciptakan:

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru