BREAKING NEWS
Kamis, 26 Juni 2025

Membangunkan Raksasa Aceh yang Tertidur

T.Jamaluddin - Kamis, 26 Juni 2025 07:18 WIB
154 view
Membangunkan Raksasa Aceh yang Tertidur
DR. Ir. M. Sabri, Dosen Universitas Sumatera Utara,Putra Aceh (foto: T.jamaluddin)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

- Direct: 2-3 juta pekerjaan di manufaktur dan jasa

- Indirect: 6-9 juta pekerjaan di rantai pasok dan industri pendukung

- Inovasi: 500+ pusat litbang dan program transfer teknologi

- Infrastruktur: USD 100-150 miliar investasi swasta dalam fasilitas manufaktur

Lebih penting: Efek Kedaulatan Ekonomi. Ketika Aceh menjadi pusat manufaktur besar, Indonesia akan memiliki kemampuan lokal dalam teknologi kritikal, pengurangan ketergantungan impor, dan diversifikasi ekspor yang mengurangi perangkap komoditas.

Momen Aceh

Kita berada di konvergensi sejarah. Pengurangan risiko dari China, proyek Thailand, dan kebangkitan Global Selatan memaksa dunia mencari destinasi manufaktur baru. Aceh memiliki 5-7 tahun jendela kesempatan untuk menjadi Shenzhen Baru sebelum kompetitor lain menangkap momentum ini.

Sabang-Aceh memiliki semua bahan untuk sukses sebagai kekuatan ekonomi terpadu: lokasi strategis, fleksibilitas regulasi, kelimpahan energi terbarukan, dan netralitas politik. Yang dibutuhkan adalah komitmen strategis untuk mengembangkan Aceh bukan sebagai proyek pembangunan regional, melainkan sebagai mesin transformasi ekonomi nasional yang mengubah Indonesia dari pengekspor komoditas menjadi kekuatan manufaktur.

Pertanyaannya bukan apakah Sabang-Aceh dapat bersaing dengan pusat manufaktur yang ada. Pertanyaannya: dapatkah Indonesia melewatkan kesempatan sekali seumur hidup untuk menjadi destinasi alternatif bagi triliunan dolar investasi manufaktur yang sedang mencari rumah baru?

Aceh Bangkit, Indonesia Berdaulat

Mari kita ubah naratif dari "Aceh yang membutuhkan pembangunan" menjadi "Indonesia yang membutuhkan Aceh sebagai Shenzhen Baru" untuk mengamankan kedaulatan ekonomi di era restrukturisasi rantai pasok.

Seperti kebijaksanaan Minangkabau: "Alam takambang jadi guru" (alam terbentang menjadi guru). Alam dan sejarah telah memberikan Aceh waktu yang sempurna dan lokasi strategis untuk menjadi destinasi manufaktur alternatif—kini giliran kita belajar bagaimana mengubah keunggulan geografis menjadi kekuatan ekonomi, dari provinsi pinggiran menjadi pusat produksi global, dari ketergantungan menjadi kedaulatan.

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru