BREAKING NEWS
Sabtu, 27 September 2025

Civic Foodpreneur: Jalan Lain Menopang MBG dan Sekolah Rakyat

Redaksi - Sabtu, 27 September 2025 08:03 WIB
Civic Foodpreneur: Jalan Lain Menopang MBG dan Sekolah Rakyat
Petugas menata paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ilir Barat (IB) II Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (15/4/2025). (foto: Nova Wahyudi/Antara)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Sejalan dengan itu, Sarrouy-Watkins & Gahlam (2020) menyebut foodpreneur, sebagai sebuah usaha kuliner yang berorientasi sosial sekaligus menguntungkan.

Succes Story dari Pegiat Wirausaha Sosial

Dunia sudah lebih dulu memberi teladan. Muhammad Yunus lewat Grameen Bank menjadikan kredit mikro sebagai revolusi pemberdayaan perempuan. Bill Drayton melalui Ashoka mengangkat ribuan wirausahawan sosial lintas negara. Melinda Gates mengubah filantropi menjadi strategi global untuk kesehatan dan pendidikan.

Indonesia punya tokoh seperti dr Gamal Albinsaid yang dengan "asuransi sampah" berhasil membangun klinik bagi kaum miskin kota, atau Tri Mumpuni yang menghadirkan listrik ke desa-desa terpencil lewat mikrohidro bersama IBEKA. Semua menunjukkan benang merah yang sama: usaha kecil dengan jiwa sosial bisa melahirkan perubahan besar.

Pelajaran dari Pengusaha Kuliner di Pulau Sebatik

Contoh nyata praktik Civic Foodpreneur ada di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pulau yang membagi Indonesia-Malaysia di batas negeri. Sebuah Warung Makan sederhana bernama Prasmanan Zam-Zam selama tiga tahun ini berupaya menyisihkan laba untuk tiga lembaga pendidikan swasta formal dan non formal sebagai penerima manfaat dalam scope kecil yakni PAUD, SD hingga TPQ.

Guru honorer diberi insentif, SPP di SD dihapuskan, bahkan seragam dibagikan gratis. Tidak cukup di situ, warung ini juga memproyeksikan "MBG mandiri," memberi makan bergizi gratis.

Jika satu warung mampu menopang tiga lembaga. Bagaimana jika ada sepuluh UMKM serupa bergerak dalam satu kecamatan, dampaknya akan berlipat. Rytkönen et al. (2023) juga menunjukkan pola serupa di Finlandia: usaha kuliner di pulau kecil bertahan bukan hanya karena modal, melainkan karena terikat erat pada komunitas dan solidaritas.
Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Ratusan Guru Honorer Non-Database BKN Temui Gubernur Gorontalo, Aspirasi Disambut Serius
Cuitan Lawas Akun Fufufafa Kembali Viral, Dokter Tifa Sebut Bisa Jadi Pengakuan Gibran Rakabuming Raka
Sekolah Rakyat Sumenep Siapkan Pertemuan Wali Murid dan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Baru
Wakil Kepala BGN Tegas: Dapur MBG Harus Sesuai Prosedur, Tidak Peduli Pemiliknya Jenderal atau Politikus
Program MBG Jadi Sorotan, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana Ternyata Ahli Serangga
BGN Tutup 40 Dapur MBG Usai Ribuan Kasus Keracunan Massal
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru