BREAKING NEWS
Sabtu, 06 Desember 2025

Jejak Sejarah Kemajuan Bangsa

BITV Admin - Selasa, 11 November 2025 08:19 WIB
Jejak Sejarah Kemajuan Bangsa
Presiden RI ke-2 Soeharto. (Foto: ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Ketika harga minyak dunia naik drastis pada 1973 dan 1979, mantan Presiden Soeharto memanfaatkan momentum tersebut untuk mempercepat pembangunan nasional.

Pendapatan dari sektor minyak dan gas menyumbang lebih dari 60% anggaran negara pada pertengahan 1970-an digunakan untuk membangun jalan raya, pelabuhan, sekolah, rumah sakit, serta memperluas jaringan listrik melalui program listrik masuk desa.

Subsidi energi diterapkan sebagai strategi pemerataan agar akses energi menjadi terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Selama tiga dekade kepemimpinannya, Indonesia tumbuh sebagai negara yang stabil dan disegani. Pendapatan per kapita meningkat dari sekitar US$70 pada akhir 1960-an menjadi lebih dari US$1.000 menjelang akhir masa pemerintahannya.

Angka kemiskinan turun tajam dari 60% (1970) menjadi 11,3% (1996), akses pendidikan meluas, dan infrastruktur dasar menjangkau seluruh pelosok negeri.

Banyak kebijakan yang diperkenalkan pada masa mantan Presiden Soeharto, seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), subsidi energi, dan program pangan nasional, masih menjadi pijakan kebijakan publik hingga kini.

MENEGAKKAN INDONESIA

Pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto bukan sekadar penghormatan simbolis, melainkan pengakuan terhadap jasa besar seorang pemimpin yang membawa Indonesia melewati masa-masa sulit menuju era stabilitas dan pertumbuhan.

Ia merupakan arsitek pembangunan yang menegakkan kemandirian ekonomi, stabilisasi politik, serta kesejahteraan masyarakat.

Mantan Presiden Soeharto memimpin pada masa paling sulit ketika kondisi ekonomi Indonesia berada di ambang kehancuran. Pada 1966, inflasi mencapai 650%, cadangan devisa hanya sekitar US$100 juta, utang luar negeri menumpuk, dan sektor pangan terpuruk.

Pabrik-pabrik berhenti beroperasi, perdagangan lumpuh, dan rakyat hidup dalam ketidakpastian.

Dalam situasi seperti itu, kepemimpinan Soeharto tampil dengan pendekatan yang rasional dan pragmatis. Ia tidak menempuh jalan retorika ideologis, tetapi mengayunkan langkah konkret untuk menstabilkan moneter, membenahi fiskal, dan mengembalikan kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi Indonesia.

Editor
: Adam
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Timnas Indonesia U-17 Imbang 1-1 Lawan Honduras, Peluang Lolos Fase Gugur Kian Tipis
Menggugat Kepahlawanan yang Dilumuri Dosa Kemanusiaan
MPR Resmi Tutup Kisah Politik Soeharto & Gus Dur, Nama Baik Presiden Pulih
Peringati Hari Pahlawan, Wagub Sumut Ajak Pemuda Tumbuhkan Nasionalisme untuk Capai Indonesia Emas 2045
Ghozi Zulazmi: Hari Pahlawan Jadi Momen Merefleksikan Perjuangan Bangsa
Menjelang Hari Pahlawan, Prabowo Siap Umumkan 10 Penerima Gelar Pahlawan Nasional — Soeharto Masuk Daftar
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru