BREAKING NEWS
Sabtu, 20 Desember 2025

Gerakan Anak Muda dan Politik Musiman

BITV Admin - Jumat, 19 Desember 2025 07:42 WIB
Gerakan Anak Muda dan Politik Musiman
Mahasiswa dari berbagai kampus menggelar aksi demonstrasi satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 20 Oktober 20225. (foto: Adi Ibrahim/CNN)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Mereka dirayakan, diberi panggung, namun tidak diberi kuasa untuk memutuskan. Pengakuan yang bersifat performatif inilah yang mendorong banyak anak muda kembali membangun ruang alternatifnya sendiri.

Karena itu, banyak gerakan anak muda lahir bukan dari pemberdayaan, melainkan dari eksklusi. Mereka bergerak bukan karena sistem membuka jalan, tetapi karena sistem gagal memenuhi harapan minimum.

Ketika jarak antara suara dan pengaruh semakin lebar, mereka memilih membangun jalur sendiri kadang melalui aksi digital, kadang lewat komunitas solidaritas, dan kadang melalui ledakan aksi jalanan.

Di sisi lain, ada satu kenyataan yang juga perlu dihadapi secara jujur, bahwa energi gerakan anak muda juga tidak selalu bergerak ke arah progresif.

Ia bisa liar, bahkan regresif. Energi yang sama dapat menjadi kekuatan demokrasi, tetapi juga dapat dipakai untuk memperkuat otoritarianisme, nasionalisme sempit, atau menyebarkan disinformasi.

Karena itu, naik-turunnya gerakan anak muda bukan semata fenomena aktivisme demokratis, melainkan juga cermin perebutan imajinasi generasi muda oleh berbagai aktor negara, pasar, hingga kelompok ekstrem.

Gerakan itu naik ketika anak muda menemukan harapan. Ia turun ketika ruang dipersempit, ketika gerakan dibajak, atau ketika sistem tak kunjung berubah. Ia naik kembali ketika ketidakadilan baru memicu kemarahan kolektif, lalu turun lagi ketika kelelahan bertemu kebuntuan. Dalam pola itulah, gerakan anak muda bekerja.

Dalam arti ini, gerakan anak muda menyerupai seismograf yang terus merekam getaran ketegangan dalam masyarakat. Naik-turunnya bukan tanda inkonsistensi, melainkan penanda bahwa retakan dalam sistem demokrasi terus bergerak, meski kerap diabaikan.

Mungkin inilah saatnya kita berhenti bertanya mengapa gerakan anak muda tampak tidak stabil.

Pertanyaannya justru mengapa demokrasi kita tidak memberi stabilitas untuk gerakan itu tumbuh? Sudah saatnya kita berhenti menilai gerakan anak muda dari sudut pandang organisasi formal atau ukuran-ukuran generasi sebelumnya.

Kita perlu memahami bahwa naik-turunnya gerakan tidak menandakan ketidakseriusan, tetapi adalah bagian dari ritme generasi yang hidup dalam ketidakpastian, dalam ruang politik yang menyempit, dan dalam lanskap digital yang bergerak cepat.

Dalam konteks itulah, apa yang kerap disebut sebagai politik musiman anak muda sesungguhnya bukan persoalan semangat yang datang dan pergi. Yang naik-turun bukanlah komitmen mereka, melainkan ruang yang disediakan bagi mereka.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
PNBP dan Layanan Digital Jadi Penopang Kinerja Kemenkum 2025
Misteri Surat Aceh ke PBB dan Penanganan Bencana
Andi Jaka Sipahutar Kembali Nakodai DPC PDIP Tapanuli Selatan 2025–2030, Konsolidasi Partai Diperkuat
Rakerda PWI Sumut 2025 Dibuka, Wagub Ingatkan Kebebasan Pers Bukan Tanpa Batas
Domain .bali.id Resmi Diluncurkan, Bali Siap Bersinar di Kancah Internet Internasional
Bangun Karakter Unggul, Siswa SMAN 49 Jakarta Diajari Anti-Bullying dan Pencegahan Radikalisme
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru