BREAKING NEWS
Jumat, 06 Juni 2025

Pegiat Lingkungan dan LSM Desak Penegakan Hukum atas Pembalakan Liar dan Kebakaran Hutan di Kaldera Danau Toba

Justin Nova - Senin, 02 Juni 2025 17:02 WIB
77 view
Pegiat Lingkungan dan LSM Desak Penegakan Hukum atas Pembalakan Liar dan Kebakaran Hutan di Kaldera Danau Toba
Wilmar Eliezer Simanjorang usai bertemu dengan Kapolres Samosir membahas masalah kerusakan kawasan hutan.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SAMOSIR -Pegiat lingkungan, Wilmar Eliezer Simanjorang, bersama sejumlah perwakilan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan insan pers peduli kelestarian Danau Toba, mendatangi Mapolres Samosir untuk menyampaikan keprihatinan atas maraknya pembalakan liar dan kebakaran hutan di kawasan dinding Kaldera Danau Toba.

Wilmar menegaskan, kedatangan mereka pada Senin (2/6) merupakan bentuk dorongan kuat agar aparat penegak hukum segera bertindak tegas dalam menangani kerusakan lingkungan yang dinilai semakin parah dan mengancam keberlangsungan geopark.

"Situasi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan UNESCO telah memberikan 'kartu kuning' terkait status Geopark Kaldera Toba," ungkap Wilmar.

Baca Juga:

Ia menyebut sejumlah titik pembalakan liar yang terus bertambah, terutama di Desa Dosroha, Kecamatan Simanindo. Selain itu, kebakaran hutan yang kerap terjadi memperburuk kondisi ekosistem kawasan yang rapuh tersebut.

"Kaldera Toba harus dijaga dan dilestarikan. Jika alam rusak, bagaimana pariwisata bisa berkembang?" tambah mantan Bupati Samosir tersebut.

Baca Juga:

Wilmar juga mengungkapkan selama keterlibatannya dalam pengelolaan Geopark Kaldera Toba pada 2017-2021, banyak tantangan yang dihadapi, terutama minimnya dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

"Salah satu kendala utama adalah minimnya perhatian dari pemerintah provinsi, khususnya dalam anggaran operasional," jelasnya.

Lebih jauh, Wilmar menegaskan bahwa kelestarian Geopark Kaldera Toba adalah tanggung jawab bersama lintas lembaga dan wilayah, bukan hanya Kabupaten Samosir.

Selain isu pembalakan dan kebakaran, Wilmar juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap kelompok perhutanan sosial yang melakukan penyadapan getah pinus di kawasan hutan Samosir. Aktivitas ini dinilai dapat mempercepat kerusakan lingkungan jika tidak dikelola secara ramah lingkungan.

"Getah pinus sekarang menjadi bisnis besar, namun pengawasan kurang ketat sehingga banyak pihak luar yang kurang peduli terhadap keselamatan lingkungan," ujarnya.

Dalam waktu dekat, Wilmar bersama LSM dan awak media berencana melakukan investigasi mendalam terkait pembalakan liar di Kaldera Toba. Hasil investigasi tersebut akan dilaporkan secara resmi kepada aparat penegak hukum untuk tindakan tegas.

"Kami berharap ini menjadi peringatan keras bagi pelaku pembalakan liar agar segera menghentikan aktivitas ilegal yang merusak lingkungan," tegas Wilmar.

Ia juga mengajak masyarakat Samosir untuk bersama-sama menjaga kelestarian Kaldera Toba sebagai warisan dunia yang memiliki nilai penting di bidang lingkungan, budaya, dan pariwisata.

"Kita semua punya tanggung jawab moral dan hukum untuk menjaga warisan ini. Jangan sampai menyesal ketika sudah hilang," pungkasnya.*

(ms/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
5 Juni 2025 Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tercoreng Isu Tambang Nikel di Raja Ampat
Tujuh Kabupaten Kawasan Danau Toba Serentak Tanam Pohon, Dukung Revalidasi UNESCO Geopark
Geopark Kaldera Toba Jalani Revalidasi UNESCO Juli 2025, Literasi Publik Jadi Sorotan
Gubernur Sumut Ajak 72 Ribu Siswa Banggakan Danau Toba dan Dukung Status Geopark UNESCO
Pemprov Sumut Edukasi Ribuan Siswa Jaga Toba Caldera Geopark, Bobby Nasution Turun Tangan
Pengembang Wisata Pamah Simelir Keluhkan Investor Tak Libatkan Warga ke Bupati Langkat
komentar
beritaTerbaru