BREAKING NEWS
Sabtu, 28 Juni 2025

SURYA PALOH MERASA DI SAAT SAYA DUKUNG AHOK DIBILANG PENISTA AGAMA: KINI SAYA DUKUNG ANIES DICAP KADRUN

BITVonline.com - Sabtu, 22 Oktober 2022 14:42 WIB
32 view
SURYA PALOH MERASA DI SAAT SAYA DUKUNG  AHOK DIBILANG PENISTA AGAMA: KINI SAYA DUKUNG ANIES DICAP KADRUN
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA-Terkait Viral,Jokowi enggan berpelukan dengan Surya Paloh dan dikait-kaitkan dengan komitemen koalaisi, kini Ketua Umum NasDem ini angkat bicara.

Ketum Partai NasDem Surya Paloh menilai aneh ketika dicap sebagai kadrun lantaran mendukung Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024.

Baca Juga:

Ia merasa lebih aneh lagi, lantaran dulu ketika dirinya mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ia bahkan dibilang sebagai sosok penista agama. Hal itu, kata Paloh, terjadi pada Pilkada 2017 lalu ketika Nasdem mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Namun, akibat dukungan itu Partai Nasdem dicap berbagai pihak sebagai partai penista agama. Saat ini, hal serupa terjadi ketika ia dukung Anies Baswedan. Bedanya, sekarang ia dibilang Kadrun.

Kan aneh, dukung Ahok saya dibilang penista agama, sekarang dukung Anies dibilang ‘ini baru jadi kadrun’,” ujar Surya Paloh di Ballroom Nasdem Tower, Jakarta, Sabtu (22/10/2022), Lantas, ia menyampaikan alasan mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

Baca Juga:

Menurut Paloh, Anies merupakan sosok yang tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Sekarang saya dukung Anies, (karena) pada waktu ini (dia) yang saya anggap tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan,” sambungnya. Oleh karena itu, ia merasa heran dengan beberapa pihak yang menilai Partai Nasdem sebagai “kadrun”, yakni julukan untuk orang-orang yang dianggap berpikiran sempit, bahkan terpengaruh fundamentalisme dari Timur Tengah hanya karena mendukung Anies.

Sebelumnya, DPP Partai NasDem secara resmi telah mendeklarasikan dan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Surya Paloh di Ballroom Nasdem Tower pada Senin 3 Oktober 2022 lalu. Anies yang juga hadir dalam kesempatan itu menerima pencalonan tersebut.

Dengan memohon rida Allah, dengan memohon petunjuk-Nya, dan seluruh kerendahan hati, bismillahirrahmanirrahim, kami terima dan bersiap menjawab tantangan itu,”

Pertemuan Jokowi dengan Surya paloh menjadi sorotan. Sorotan itu di momen salaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum NasDem Surya Paloh saat Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Partai Golkar tadi malam viral di media sosial.

Jokowi disebut menghindar dari Surya Paloh yang ingin memeluknya.

Dari video yang beredar tampak Surya Paloh sudah memegang punggung kanan Jokowi seperti hendak memeluk namun Jokowi tampak seperti menghindari momen tersebut.

Hingga akhirnya Ketua Umum Partai NasDem tersebut menepuk tangan sebelah kiri Jokowi dan dibalas Jokowi menepuk pundak Surya Paloh. Staf Khusus (Stafsus) Sekretaris Negara Faldo Maldini enggan menafsirkan mengenai video tersebut.

Hanya saja ia menyoroti dari sisi kenegaraan di mana partai pemerintah seharusnya solid sampai akhir.

“Anggota koalisi pemerintahan seharusnya solid untuk ikut menuntaskan persoalan negara sampai pemerintahan ini selesai. Termasuk, soal keberlanjutan pemerintahan. Ini pesan utamanya,” kata Faldo, Sabtu, (22/10/2022).

Menurut Faldo apabila tidak komit untuk satu visi dan mendukung pemerintah, sebaikanya sadar diri saja.

Kalau tidak komit lagi dengan visi presiden, ya harusnya ukur diri saja. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik,” katanya.

Menurut Faldo tidak ada masalah personal antara Presiden dengan Surya Paloh. Toh dalam pidatonya Presiden menyebut hampir semua tokoh yang hadir termasuk Surya Paloh.

Dalam Pidato di acara Golkar tersebut, kata Faldo, Presiden berkali-kali mengingatkan untuk hati-hati mencari calon pemimpin.

Presiden berpesan agar tidak sembrono mencari calon presiden karena masalah yang akan dihadapi Kedepan cukup berat.

Dalam pidato, Presiden juga berkali-kali mengatakan harus hati-hati mencari kepemimpinan. Tidak perlu buru-buru. Masalah yang akan dihadapi akan berat, krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya,”pungkasnya.

Sementara itu, Surya Paloh menegaskan bahwa ia tidak ada masalah dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berjumpa di acara puncak HUT ke-58 Partai Golkar pada Jumat (21/10/2022).

Hal itu disampaikannya menanggapi video yang beredar. Dalam video tersebut tampak Surya Paloh merangkulkan tangan kirinya ke punggung Jokowi. Sementara itu, tangan kanannya tampak menepuk-nepuk tangan kiri Jokowi.

 

Namun, Jokowi tampak tidak merangkul balik Surya Paloh. Presiden hanya menepuk pundak kiri bos Media Group itu.

Presiden Jokowi lantas mengulurkan tangan bersalaman dengan Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni yang berada di belakang Surya Paloh.

“Ini kan biasa saja, coba lihat ini, apanya yang ada masalah?” ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).

Pernyataan itu disampaikan Surya Paloh sambil melihat video yang ditunjukkan oleh awak media.

Ia lantas menanggapi soal gesture Presiden Jokowi yang tampak datar dan tidak membalas pelukannya.

“Ya bagaimana mau membalas dalam suasana seperti ini, banyak ramai kanan kiri semuanya. Kalau berdua kan biasa pelukan,” ujar Surya Paloh.

Saat disinggung soal hubungan keduanya yang sebelumnya lebih mesra di depan publik, Surya Paloh menegaskan tidak selamanya harus ditunjukkan.

Ia lantas menegaskan hubungannya dengan Jokowi tetap baik.

“Kan enggak selamanya ditunjukin (kemesraan) kepada publik. (Hubungan dengan presiden) baik, bagus” katanya.

Surya Paloh menambahkan bahwa ia dan Jokowi tidak sempat berdiskusi pada pertemuan tersebut. Sebab, saat itu acara HUT Golkar sedang berlangsung.

Ya itu kan acara Golkar, semua petinggi Golkar sebelah kanan kiri. Sama kayak acara Nasdem. Kan enggak mungkin ketua Golkar berdiskusi, barangkali mungkin di ujung sana juga,” ujarnya.

(V20)

beritaTerkait
Kuasa Hukum: Alasan Banding JPU dalam Kasus Lisa Rachmat Tak Berdasar Hukum
Pakar Hukum dan Pemuda Aceh Tolak Penyatuan Penyidik dan Penuntut dalam RKUHAP
Spiritual Yang Membebaskan: Ruh Kepemimpinan  Muhammaidyah
Implementasi 13 Program Akselerasi, Rutan Medan Serahkan Bansos ke Warga Binaan dan Anak Yatim
Usut Tuntas Kebakaran Kapal Tanker di Batam, Polisi Datangkan Tim Labfor dari Medan
Aset Gratifikasi Zarof Ricar Bisa Bongkar Peradilan Sesat, Mahfud MD: Hakim-Hakim Sekarang Ketakutan
komentar
beritaTerbaru