JAKARTA -Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengungkapkan bahwa Jakarta menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah setiap harinya, yang menjadi tantangan besar dalam pengelolaan sampah di ibu kota. Hal tersebut disampaikan Rano saat meninjau Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/2).
"Sampah yang dihasilkan hampir 8.000 ton per hari. Bayangkan jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi bencana," kata Rano. Dalam upaya mengatasi masalah ini, Pemprov Jakarta berencana membangun empat pusat pengelolaan sampah di empat wilayah di Jakarta, dengan fokus pada teknologi refuse derived fuel (RDF).
Rano menambahkan, keberadaan pusat pengolahan RDF di Rorotan, Jakarta Utara, yang sudah beroperasi sejak Maret 2024, dirasa belum cukup untuk menangani volume sampah yang dihasilkan. RDF Rorotan hanya mampu mengolah sekitar 2.500 ton sampah, sementara sampah yang dihasilkan Jakarta mencapai 7.500 hingga 8.000 ton per hari.
"Rorotan hanya memiliki kapasitas 2.500 ton, sedangkan sampah yang harus dikelola mencapai 7.500 ton. Ini mengharuskan kita untuk membangun lebih banyak pusat pengolahan sampah," ujar Rano. Selain itu, RDF yang dihasilkan nantinya akan didistribusikan ke berbagai industri, seperti pabrik semen, sebagai bahan bakar alternatif.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa alat pengolahan di Rorotan diperkirakan dapat mengelola 2.500 ton sampah per hari. Jumlah tersebut setara dengan sepertiga dari sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang setiap harinya.
Pembangunan empat pusat pengelolaan sampah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah sampah yang semakin meningkat di Jakarta.