NIAS BARAT – Hingga akhir April 2025, jembatan penghubung tiga kabupaten di Nias Barat yang roboh akibat diterjang luapan sungai belum juga dibangun kembali.
Kondisi ini memaksa warga, termasuk anak-anak sekolah, menyeberangi sungai menggunakan perahu demi melanjutkan aktivitas harian mereka.
Jembatan di Desa Tuwuna, Kecamatan Mandrehe, Nias Barat, sebelumnya sempat ditinjau oleh Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, yang berjanji pembangunan akan dimulai tahun ini.
Namun hingga kini, proyek tersebut masih dalam tahap perencanaan.
"Belum ada pembangunan yang dikerjakan karena yang mau mengerjakan pihak Pemprov. Makanya kita masih menunggu," ujar Bupati Nias Barat, Ellyunus Waruwu, Selasa (29/4/2025).
Ellyunus menjelaskan, meski tersedia jalur alternatif, warga lebih memilih menggunakan perahu karena kondisi jalan pengganti rusak parah dan sangat sulit dilalui.
Anak-anak sekolah pun lebih memilih jalur sungai karena lebih cepat dibanding memutar jauh melalui jalan rusak.
Sebagai solusi sementara, Pemkab Nias Barat telah menurunkan tim untuk menyediakan dan mengoperasikan perahu, terutama bagi anak sekolah.
Bantuan juga datang dari Gubernur Sumut dan Kodim berupa beberapa unit perahu karet.
"Karena kondisi seperti ini, kita menurunkan tim untuk bantu anak-anak sekolah menyeberang. Kita juga rencanakan akan menyewa 5–6 unit perahu dan menggaji pemiliknya agar bisa terus beroperasi," tambah Ellyunus.
Jembatan tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan tiga kabupaten yakni Nias, Gunung Sitoli, dan Nias Utara.
Selain itu, jalur ini juga menjadi akses utama menuju Bandara Binaka dan Pelabuhan Gunung Sitoli.
Gubernur Sumut Bobby Nasution sebelumnya menyatakan, pembangunan jembatan akan memakan waktu 9–10 bulan dengan estimasi anggaran Rp40 miliar.
Namun, anggaran tersebut hingga kini belum dibahas dalam rapat DPRD Sumut.
"Kami harapkan Mei sudah bisa dikerjakan," kata Ellyunus penuh harap.
Keterlambatan pembangunan jembatan yang sangat strategis ini dinilai menghambat aktivitas perekonomian warga dan mengganggu kelancaran akses pendidikan, khususnya bagi anak-anak sekolah.*