BREAKING NEWS
Rabu, 09 Juli 2025

Pelayanan Kantor Desa di Bukit Malintang Mandek, Warga Frustrasi Urus Administrasi

Ronald Harahap - Selasa, 08 Juli 2025 19:36 WIB
122 view
Pelayanan Kantor Desa di Bukit Malintang Mandek, Warga Frustrasi Urus Administrasi
Sejumlah kantor desa seperti Desa Malintang Jae, Lambou Darul Ihsan, dan Pasar Baru Malintang diketahui tidak aktif saat jam kerja. (foto: Ronald Harahap)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MANDAILING NATAL – Seruan Bupati Mandailing Natal (Madina) untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik tampaknya belum dijalankan secara menyeluruh oleh para kepala desa.

Hasil pantauan di Kecamatan Bukit Malintang menunjukkan bahwa sejumlah kantor desa masih belum beroperasi secara optimal meski program 100 hari kerja Pemkab Madina tengah berlangsung.

Sejumlah kantor desa seperti Desa Malintang Jae, Lambou Darul Ihsan, dan Pasar Baru Malintang diketahui tidak aktif saat jam kerja.

Tidak terlihat aktivitas perangkat desa, bahkan tidak ada papan informasi mengenai jam pelayanan atau alasan ketidakhadiran mereka.

Kondisi ini menuai keluhan warga yang merasa kesulitan dalam mengakses layanan administrasi dasar seperti pengurusan surat keterangan domisili, surat pengantar bantuan, dan dokumen penting lainnya.

"Kami sudah sering bolak-balik ke kantor desa, tapi selalu tutup. Tidak ada informasi juga kapan akan buka," ujar seorang warga Desa Malintang Jae, Selasa (8/7/2025).

Padahal sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Madina, Irsal Pariadi, menegaskan bahwa pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa telah dilakukan secara berjenjang.

Camat, Dinas PMD, hingga Inspektorat disebut telah diminta untuk melakukan evaluasi menyeluruh.

"Apabila kinerja pemerintah desa kepada masyarakatnya tetap rendah, maka kami akan menerapkan sanksi (punishment) tegas sesuai ketentuan," ujar Irsal dalam pernyataan resminya.

Namun, realita di lapangan menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas evaluasi tersebut.

Warga menilai, pengawasan yang dilakukan terkesan hanya formalitas dan belum menyentuh akar persoalan.

Situasi ini juga menimbulkan sorotan terhadap program 100 hari kerja yang digadang-gadang sebagai upaya percepatan layanan publik.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru