BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Kapolda Aceh Ajak Warga Tinggalkan Perpecahan, Fokus Bangun Harmoni dan Kesejahteraan

T.Jamaluddin - Sabtu, 04 Oktober 2025 18:41 WIB
Kapolda Aceh Ajak Warga Tinggalkan Perpecahan, Fokus Bangun Harmoni dan Kesejahteraan
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BANDA ACEH — Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meninggalkan narasi perpecahan dan mulai fokus membangun Aceh yang harmonis dan sejahtera.

"Sudah bukan waktunya lagi membahas disharmoni ataupun disintegrasi. Sekarang adalah waktunya membangun," ujar Irjen Marzuki saat memberikan keterangan di Banda Aceh, Sabtu (4/10).

Menurutnya, rakyat Aceh perlu memperkuat harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga:

Harmonisasi yang dimaksud mencakup keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antarelemen yang berbeda agar mampu berjalan bersama menuju kemajuan.

"Upaya menciptakan hubungan yang baik dan serasi di tengah masyarakat yang majemuk adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang damai, sejahtera, dan saling menghormati," ujarnya.

Irjen Marzuki juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Pentahelix, yakni kerja sama antara lima pilar utama: pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.

Model ini dinilai sebagai strategi yang tepat untuk mempercepat pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di Aceh.

Ia mencontohkan bahwa konsep kota yang harmonis sudah dicontohkan sejak era Nabi Muhammad SAW melalui pembangunan Kota Madinah yang kini dikenal sebagai konsep kota Madani, sebuah peradaban berlandaskan keadilan, toleransi, dan kemajuan.

Lebih lanjut, Irjen Marzuki mengajak masyarakat Aceh untuk meneladani nilai-nilai harmonisasi yang pernah diterapkan oleh Sultan Iskandar Muda, yang memimpin Kesultanan Aceh Darussalam pada periode 1607–1636.

"Di bawah kepemimpinannya, Aceh mencapai puncak kejayaan, menjadi kerajaan terluas dan terkaya di kawasan Selat Malaka dan wilayah barat Nusantara," jelasnya.

Ia juga menyinggung kawasan Peunayong, yang kini dikenal sebagai Pecinan Aceh, sebagai simbol keberhasilan penerapan harmonisasi dan inklusivitas pada masa itu.

"Sultan menjadikan Peunayong tempat yang aman dan nyaman bagi tamu luar negeri. Aceh menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai dan dikenal dunia," katanya.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Rekonstruksi Pemikiran Ulama Abdurrauf As-Singkili dalam Membangun Aceh Berbasis Ilmu, Adab, dan Keadilan
DR. Irpannusir Nahkodai Muhammadiyah Banda Aceh 2023-2027, Tegaskan Semangat Dakwah dan Sinergi Umat
PDM Banda Aceh Gelar Musypim, Tunjuk Pimpinan Antar Waktu dan Rumuskan Agenda Dakwah Baru
Pesan Bijak Ustadz Aslam Nur: Menahan Amarah dan Tidak Melaknat adalah Jalan Menuju Kesabaran dan Surga
Anggota DPRK Aceh Besar Jadi Tersangka Korupsi Wastafel COVID-19, Kerugian Negara Capai Rp7,2 Miliar
Telkomsel Hadirkan Konektivitas di DESA NOSAR, Harapan Baru bagi Masyarakat Tepian Danau Lut Tawar
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru