
IHSG Dibuka Menguat ke 7.625, Pasar Nantikan Laporan Keuangan Kuartal II
JAKARTA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan. Pada pukul 09.01 WIB, IHSG tercatat naik 11,
Ekonomi
MEDAN- Sejumlah warga Sumatera Utara (Sumut) menggeruduk Polda Sumut pada Senin (18/11/2024) untuk menyampaikan keluh kesah mereka menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang. Aksi unjuk rasa ini dipimpin oleh seorang koordinator aksi, Ashari, yang menyuarakan tuntutan agar aparat kepolisian di Polda Sumut tetap menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam politik praktis saat proses Pilkada berlangsung.
Aksi tersebut dimulai dengan masyarakat yang datang menggunakan mobil berisi pengeras suara dan spanduk, serta membawa sejumlah alat peraga unjuk rasa. Mereka langsung menuju pintu masuk Polda Sumut, dengan tujuan menyampaikan pesan penting terkait penyelenggaraan Pilkada 2024. Dalam orasinya, Ashari menyampaikan, mereka menuntut agar Kapolda Sumut, Wakapolda, dan jajaran polisi lainnya tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis selama Pilkada berlangsung.
“Kami masyarakat Sumatera Utara menuntut pihak Polda Sumut untuk bertindak adil, tidak terlibat dalam politik praktis, dan harus netral. Sebagai aparat pemerintah yang memiliki fungsi pengayoman dan pelayanan publik, polisi tidak boleh berpihak kepada salah satu pasangan calon,” tegas Ashari, di hadapan puluhan orang yang turut serta dalam aksi tersebut.
Baca Juga:
Ashari mengungkapkan bahwa kedatangan mereka bukan hanya sekedar unjuk rasa biasa. Menurutnya, mereka membawa sejumlah temuan terkait dugaan keterlibatan aparat kepolisian dalam praktik politik praktis di beberapa daerah. Salah satunya, yang disebutkan adalah dugaan keterlibatan sejumlah polisi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dalam upaya memenangkan salah satu pasangan calon kepala daerah.
“Masyarakat sudah banyak yang resah dengan adanya dugaan keterlibatan anggota polisi dalam Pilkada, salah satunya di Tapanuli Selatan. Ada pernyataan dari kepala desa yang menunjukkan adanya upaya mendukung salah satu pasangan calon. Kami tidak menyebutkan siapa yang terlibat, tapi kami menuntut pihak kepolisian untuk mengusut tuntas masalah ini,” ungkap Ashari.
Baca Juga:
Namun, ia enggan merinci lebih lanjut siapa pasangan calon yang dimaksud atau siapa di antara aparat yang terlibat. Meskipun demikian, dia menekankan pentingnya transparansi dari pihak kepolisian dalam menangani dugaan pelanggaran tersebut.
Dalam tuntutannya, Ashari meminta agar Kapolda Sumut bertindak tegas jika terbukti ada oknum polisi yang terlibat dalam praktik politik praktis. Dia mendesak agar proses hukum dilakukan tanpa pandang bulu, termasuk penyelidikan terhadap anggota kepolisian yang terlibat dalam kegiatan politik yang dapat merusak independensi Pilkada.
“Kami ingin Polda Sumut transparan dalam mengungkap dan menindak jika ada anggota yang terlibat dalam kegiatan politik. Jangan sampai ada polisi yang memanfaatkan jabatan atau posisinya untuk mendukung salah satu calon. Kami ingin Pilkada berjalan bersih, adil, dan demokratis,” tambah Ashari.
Aksi tersebut menegaskan kekhawatiran masyarakat tentang potensi penyalahgunaan wewenang yang bisa merusak kredibilitas Pilkada di Sumut. Sebagai lembaga yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Polda Sumut diminta untuk memastikan bahwa setiap anggotanya mematuhi prinsip netralitas dalam setiap tahapan Pilkada.
Sementara itu, pihak Polda Sumut belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan yang disampaikan oleh masyarakat. Namun, berdasarkan prinsip dasar dalam penyelenggaraan Pilkada, aparat kepolisian di seluruh Indonesia, termasuk Sumut, diharapkan dapat menjaga independensi dan netralitasnya, sebagaimana diatur dalam peraturan pemilu yang berlaku.
Menjelang masa tenang Pilkada yang akan dimulai pada 24 November mendatang, aksi ini juga menunjukkan adanya kepedulian masyarakat terhadap terjaminnya keadilan dalam pelaksanaan Pemilu. Aksi ini bisa menjadi salah satu indikator bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran netralitas aparat penegak hukum dalam proses politik, terutama dalam Pilkada.
Masyarakat berharap bahwa dengan adanya pengawasan yang ketat dan komitmen dari pihak kepolisian untuk tetap menjaga netralitas, proses Pilkada 2024 di Sumut dapat berjalan dengan jujur dan adil, sehingga hasilnya benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. (JOHANSIRAIT)
JAKARTA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan. Pada pukul 09.01 WIB, IHSG tercatat naik 11,
EkonomiJAKARTA Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat tren penurunan harga sejumlah komoditas pangan pada Selasa pagi (29/7/2025). Namun, beb
EkonomiJAKARTA Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Selasa (29/7). Mengacu data Bloomberg, r
EkonomiNEW YORK Insiden penembakan tragis terjadi di kawasan pusat bisnis Manhattan, New York, pada Senin (28/7) sore waktu setempat.Sedikitnya
InternasionalJAKARTA Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel menyampaikan keprihatinannya terhadap ta
EkonomiJAKARTA Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami koreksi pada perdagangan Selasa, 29 Juli 2025. Penur
EkonomiJAKARTA Perdana Menteri Malaysia Yang Mulia Dato&039 Seri Anwar Ibrahim mendapat sambutan hangat dari Presiden Republik Indonesia Prab
NasionalWASHINGTON DC Kecerdasan buatan (AI) semakin merambah kehidupan manusia dan terus mengalami perkembangan pesat. CEO OpenAI, Sam Altman,
Sains & TeknologiJAKARTA Isu mengenai sah atau tidaknya sholat seseorang, khususnya lakilaki yang mengenakan sarung, ketika bagian betis atau paha terli
AgamaJAKARTA Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak memiliki keterkaitan
Politik