Megawati: Ahok, Jangan Mau Diwawancara Wartawan!

JAKARTA –Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mencuri perhatian pada acara pengumuman bakal calon kepala daerah yang digelar di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati, dalam kesempatan tersebut, memberikan sentilan khas kepada kader partainya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang membuat suasana semakin hangat dan penuh tawa.

Acara dimulai dengan pembacaan daftar bakal calon kepala daerah/wakil kepala daerah oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Namun, acara tersebut segera menjadi sorotan saat Megawati memberikan komentar yang menghibur mengenai Ahok. Dalam pesan singkat namun tajam, Megawati mengingatkan Ahok untuk menjaga ucapan dan tindak tanduknya dengan menggunakan analogi ‘selotip’.

“Ahok, selotip tetap berjalan loh! Habis senengannya nyerocos aja,” ujar Megawati dengan nada bercanda, yang disambut gelak tawa dari hadirin, termasuk Ahok yang duduk di barisan depan. Sentilan tersebut seolah mengingatkan Ahok untuk tetap berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, terutama mengingat reputasi Ahok yang sering menjadi sorotan publik.

Tidak hanya itu, Megawati juga mengeluarkan instruksi khusus kepada Ahok untuk tidak melayani wawancara wartawan yang berada di luar ruangan. “Di luar banyak media. Jangan mau diwawancara wartawan,” tegas Megawati, disertai dengan senyum dan tawa. Komentar ini menambah kesan santai namun tegas dari Megawati, yang tampaknya menikmati momen ini sambil menggodai salah satu kader seniornya.

Puncak acara ini menyisakan kejutan lain. PDIP secara resmi membatalkan pengumuman Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, ada desas-desus bahwa Anies Baswedan bersama Rano Karno akan diumumkan sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta 2024. Namun, saat acara berlangsung, Anies Baswedan tidak terlihat di ruangan, dan Hasto Kristiyanto tidak menyebutkan nama Anies dalam pengumuman calon.

Ketidakhadiran Anies Baswedan, yang merupakan petahana Gubernur DKI Jakarta, di ruang rapat PDIP semakin memperjelas bahwa ada perubahan mendasar dalam strategi pencalonan partai. Meskipun Megawati dan Hasto Kristiyanto memberikan beberapa petunjuk, keputusan untuk tidak mengumumkan Anies menimbulkan spekulasi tentang adanya dinamika internal partai atau perubahan strategi politik yang mendasar.

Sementara itu, Ahok, yang dikenal sebagai salah satu figur kontroversial namun berpengaruh, tetap berada dalam perhatian media dan publik. Sentilan dari Megawati, meskipun disampaikan dengan nada humor, juga mencerminkan dinamika dan tantangan dalam internal partai. Megawati tampaknya ingin menunjukkan bahwa meskipun ada banyak perubahan dan tantangan, PDIP tetap akan menjaga disiplin dan konsistensi dalam langkah politiknya.

Dengan batalnya pengumuman Anies Baswedan, banyak pihak kini menunggu langkah selanjutnya dari PDIP dan calon-calon yang mungkin akan mereka usung. Publik dan pengamat politik akan memantau dengan seksama bagaimana PDIP akan menavigasi situasi ini dan menentukan calon terbaik untuk Pilkada Jakarta 2024.

Acara ini menjadi sorotan bukan hanya karena perubahan mendadak dalam pencalonan, tetapi juga karena interaksi yang dinamis dan penuh warna antara para pimpinan partai dan kader-kadernya. Dengan keputusan ini, PDIP memperlihatkan bahwa mereka tidak segan untuk melakukan perubahan strategis, meskipun itu berarti meninggalkan rencana yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

(N/014)