JAKARTA –Hubungan antara bakal calon presiden Anies Baswedan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya menghadapi ketegangan serius. Berita mengenai keretakan ini mulai mencuat setelah rekaman suara pribadi Anies ke Ketua DPW PKS Jakarta, Khoiruddin, tersebar ke publik. Rekaman tersebut mengungkapkan beberapa isu internal yang menunjukkan adanya ketidakpastian dalam hubungan politik mereka.
Dalam rekaman suara tersebut, Anies Baswedan tampaknya mendapatkan tenggat waktu 40 hari dari PKS untuk mencari partai pendamping. Hal ini mengindikasikan bahwa PKS menempatkan tekanan pada Anies untuk segera mencari dukungan tambahan, baik dari partai lain maupun untuk menyelesaikan posisi calon wakil gubernur. Namun, yang lebih mengejutkan adalah pengakuan Khoiruddin bahwa Anies sebenarnya pernah ditawari untuk bergabung dengan PKS dan menolak tawaran tersebut.
Sekretaris DPW PKS Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli, mengkonfirmasi keaslian rekaman suara tersebut. Menurut Khoiruddin, PKS sempat menawarkan posisi sebagai calon gubernur yang didukung oleh Sohibul Iman dari PKS, namun Anies memilih untuk tetap netral dan tidak menyambut tawaran tersebut dengan positif. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Anies dan PKS tidak sepenuhnya harmonis, meski keduanya telah bekerja sama dalam beberapa kesempatan sejak Pilkada Jakarta 2017.
Menurut keterangan Khoiruddin, PKS awalnya mengusulkan agar Anies bergabung sebagai kader PKS untuk mempermudah pencalonan sebagai gubernur, tetapi tawaran ini ditolak Anies. Ia lebih memilih untuk menjaga posisi netral. Sebagai tanggapan, PKS merasa perlu menekankan pentingnya dukungan dari partai-partai lain, termasuk NasDem dan PKB, untuk memperkuat posisi Anies sebagai calon gubernur. Namun, ketidakpastian dukungan dari partai-partai tersebut, terutama setelah tanggal 4 Agustus, menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Rekaman suara Khoiruddin juga menyinggung bahwa meskipun PKS mengalami beberapa kendala dalam mendapatkan dukungan dari partai lain, mereka tetap berkomitmen untuk mendukung Anies dalam pencalonannya sebagai gubernur Jakarta. Khoiruddin menyebutkan bahwa meski ada ketidakpastian dalam mendapatkan dukungan dari NasDem dan PKB, PKS tetap ingin menjaga hubungan baik dengan Anies.
Ketidakpastian ini tentu menambah tantangan bagi Anies Baswedan dalam mempersiapkan pencalonannya dan mengatur strategi politik yang tepat. Masa depan koalisi Anies dan PKS masih belum jelas, dan semua mata kini tertuju pada langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Anies serta PKS untuk menentukan arah politik mereka.
Sementara itu, publik dan para pengamat politik terus mengikuti perkembangan situasi ini dengan cermat, mengingat pentingnya koalisi politik dalam menentukan arah kebijakan dan masa depan Jakarta. Apakah keretakan ini akan berdampak pada rencana Anies untuk maju sebagai calon presiden, ataukah akan ada rekonsiliasi yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan kerjasama? Hanya waktu yang akan menjawab.
(N/014)
Anies Pernah Ditawari Masuk PKS tapi Menolak, Alasannya Ingin Netral