BREAKING NEWS
Senin, 06 Oktober 2025

Kehadiran Tanpa Undangan, Istri Calon Bupati Deli Serdang Disindir di Wiridan Ibu-Ibu

BITVonline.com - Jumat, 15 November 2024 10:02 WIB
Kehadiran Tanpa Undangan, Istri Calon Bupati Deli Serdang Disindir di Wiridan Ibu-Ibu
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SUMUT -Kejadian memalukan terjadi pada acara Wirid Akbar yang diselenggarakan oleh ibu-ibu perwiritan di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Pada acara yang digelar rutin setiap tahun ini, tiba-tiba muncul segerombolan ibu-ibu yang tidak dikenal, yang ternyata merupakan istri dari calon dan wakil calon bupati Deli Serdang. Kejadian ini langsung mengundang cibiran dan kecaman dari para peserta yang merasa acara tersebut telah disusupi untuk kepentingan politik.

Acara Wirid Akbar yang biasanya dihadiri oleh ibu-ibu dari berbagai desa di Kecamatan Tanjung Morawa berjalan dengan lancar dan khusyuk hingga kedatangan segerombolan ibu yang tidak diundang. Di antara mereka, terdapat Dr. Jelita br Siregar, istri dari Asriludin Tambunan (calon bupati Deli Serdang), serta Asniar AMD, istri dari Lom Lom Suwondo (wakil calon bupati). Mereka datang dengan cara yang mengejutkan, tanpa pemberitahuan atau undangan resmi kepada panitia.

“Acara ini adalah acara rutin yang sudah dilakukan selama 35 tahun dan dihadiri oleh ibu-ibu yang sudah terdaftar sebagai anggota perwiritan. Jadi sangat tidak wajar jika ada yang datang tanpa pemberitahuan atau undangan resmi,” ujar salah satu panitia acara yang enggan disebutkan namanya.

Ketika mereka tiba, suasana yang awalnya khidmat dan tenang langsung berubah. Para ibu-ibu peserta yang tidak mengenal mereka mulai merasa tidak nyaman. Aksi provokatif mereka seperti ber-selfie dengan tangan dua jari semakin memperkeruh suasana. “Kalau mereka mau gabung, harusnya terdaftar dulu sebagai anggota perwiritan. Bukan datang begitu saja seolah-olah mereka bagian dari kami,” kata seorang ibu yang hadir di lokasi.

Kedatangan tanpa izin ini langsung membuat banyak ibu-ibu mempertanyakan motif kehadiran mereka. Beberapa ibu bahkan mencibir, menyebut mereka sebagai “ibu-ibu putus urat saraf” karena tingkah laku mereka yang terkesan mengganggu jalannya acara yang seharusnya murni keagamaan. Para peserta yang tidak mengetahui siapa mereka juga menjadi bahan pembicaraan. Aksi mereka yang seperti ingin meraih perhatian publik semakin memperburuk suasana, sehingga banyak ibu-ibu yang merasa malu.

Setelah menjadi sorotan, kelompok ibu-ibu yang hadir tanpa undangan ini berusaha menutupi rasa malu dengan berfoto bersama, seakan-akan acara ini adalah bentuk dukungan kepada suami mereka yang akan bertarung dalam pemilihan bupati. Tindakan ini semakin membuat banyak orang merasa kecewa dengan penggunaan acara keagamaan untuk kepentingan politik.

Ketua Panitia Wirid Akbar, Nuriah, menyatakan kekecewaannya terhadap kejadian tersebut. “Acara ini sudah 35 tahun kami jalankan dengan murni sebagai kegiatan keagamaan. Tiba-tiba datang tamu yang tidak diundang dan membuat suasana jadi tidak kondusif. Ini sangat memalukan bagi kami semua,” kata Nuriah dengan nada kecewa.

Menurutnya, acara pengajian akbar yang telah dilaksanakan selama bertahun-tahun ini seharusnya tidak dipolitisasi. “Acara ini tidak ada kaitannya dengan kampanye politik. Kami tidak pernah mengundang calon atau pasangan calon dalam acara ini. Kami menyesalkan adanya oknum kepala desa yang tanpa koordinasi dengan panitia mengundang mereka,” tambah Nuriah.

Ia juga menjelaskan bahwa pengajian ini murni bertujuan untuk mempersatukan umat, tanpa ada agenda politik di baliknya. “Kami tidak pernah membuat undangan untuk pasangan calon manapun. Pengajian ini bukan ajang kampanye, dan kami berharap ke depan acara ini tetap berjalan sesuai tujuan awalnya,” tegas Nuriah.

Menurut panitia, kejadian ini berawal dari kebijakan kepala desa Dagang Kerawan yang mengundang kelompok tersebut tanpa konfirmasi terlebih dahulu dengan panitia. “Kami sangat menyesalkan kebijakan kepala desa yang mengundang mereka tanpa memberi tahu kami. Ini jelas merusak tujuan dari acara pengajian yang selama ini kami jalankan dengan penuh hikmat,” kata Nuriah.

Di sisi lain, panitia juga menegaskan bahwa pengajian akbar di Kecamatan Tanjung Morawa selalu dilaksanakan dengan semangat kebersamaan dan tanpa ada campur tangan politik. “Kami tegaskan lagi, kehadiran Bu Pepen, istri dari pasangan calon bupati nomor urut 3, Yusuf Siregar, meskipun beliau tidak diundang, tetap kami sambut karena beliau adalah pendiri dan pengurus perkumpulan wirid ibu-ibu ini. Tapi yang terjadi hari ini sangat disayangkan,” ungkap Nuriah.

Ke depan, panitia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. “Kami berharap masyarakat, khususnya kepala desa dan pihak-pihak terkait, lebih bijak dalam menghargai acara keagamaan yang sudah berlangsung puluhan tahun ini. Jangan sampai acara seperti ini menjadi ajang politik yang merusak nilai-nilai kebersamaan dan ukhuwah di antara umat,” pungkas Nuriah.

Acara Wirid Akbar yang murni untuk silaturahmi dan ibadah harus tetap dijaga agar tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih menghormati acara yang memiliki nilai keagamaan dan sosial yang tinggi di tengah masyarakat.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru