
KPK Dalami Dugaan Pemerasan Calon TKA di Kemnaker Sebelum Era Menaker Ida Fauziyah
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan pemerasan terhadap calon Tenaga Kerja Asing (TKA)
Hukum dan KriminalNTB -Sebuah kisah tragis menimpa Rizkil Watoni, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rizkil yang berusia 27 tahun ditemukan meninggal dunia pada Senin (17/3/2025), diduga karena depresi setelah menjadi korban dugaan pemerasan oleh oknum polisi.
Rizkil dituduh mencuri ponsel di sebuah Alfamart pada Jumat (7/3/2025), yang akhirnya berujung pada penahanan dirinya oleh aparat Polsek Kayangan.
Meski telah terjadi kesepakatan damai dengan pihak pemilik ponsel dan pengembalian barang, Rizkil tetap diproses hukum, yang menambah beban mentalnya. Diketahui bahwa dia bahkan harus memberikan uang Rp 2 juta sebagai bagian dari penyelesaian damai dengan pemilik ponsel.
Namun, Nasruddin, ayah Rizkil, mengungkapkan bahwa oknum polisi di Polsek Kayangan terus menekan anaknya untuk membayar lebih banyak uang agar kasus tersebut tidak berlanjut.
"Kami sudah sepakat damai dengan pemilik HP dan memberikan uang Rp 2 juta, namun oknum polisi terus meminta uang hingga Rp 90 juta, yang semakin memberatkan mental anak kami," ujarnya.
Nasruddin menilai, tekanan tersebut yang menyebabkan Rizkil merasa tertekan dan depresi, yang akhirnya berujung pada keputusan tragis mengakhiri hidup.
Sementara itu, Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, membantah tudingan pemerasan oleh anak buahnya di Polsek Kayangan.
"Tidak ada pemerasan, itu hanya isu," tegas Agus, Selasa (18/3/2025). Meskipun demikian, warga yang merasa marah dengan insiden tersebut sempat merusak Polsek Kayangan pada Senin malam, sebagai bentuk protes terhadap tindakan oknum polisi.
Profil Rizkil Watoni Rizkil Watoni dikenal sebagai sosok pekerja keras. Ia lahir pada 1 Juli 1999 di Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Lombok Utara.
Sebelum menjadi ASN, Rizkil sempat merantau ke Malaysia untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit dan kemudian kembali ke Lombok setelah rumahnya hancur akibat gempa pada 2018. Rizkil juga pernah menjalani pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Mataram dan Universitas Islam Sultan Agung Semarang, dengan jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi).
Kisah tragis ini menjadi perhatian publik, dengan banyak netizen yang merasa iba terhadap Rizkil dan keluarganya. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih hati-hati dalam menangani kasus hukum dan menghindari praktik pemerasan.
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan pemerasan terhadap calon Tenaga Kerja Asing (TKA)
Hukum dan KriminalBOGOR Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memberikan dampak nyata terhadap peningkata
KesehatanSIDOARJO Bangunan musala empat lantai milik Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/
PeristiwaBATAM Petugas Bea Cukai Batam kembali menggagalkan upaya penyelundupan ratusan unit iPhone bekas yang diduga akan dikirim secara ilegal
Hukum dan KriminalJAKARTA Pemerintah memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap akan dilanjutkan, meski sempat mendapat kritik dan desakan penghe
NasionalJAKARTA Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Markas Besar TNI menggelar kegiatan anj
NasionalJAKARTA Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menambahkan ketentuan baru dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor
EkonomiJAKARTA Perwakilan masyarakat dari Desa Sihaporas, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, menyampaikan aspi
PeristiwaJAKARTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan regulasi baru untuk mengendalikan peredaran rokok ilegal yang semakin m
EkonomiDELI SERDANG Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution secara resmi meluncurkan program Universal Health Coverage (UHC) Prioritas d
Kesehatan