BANYUWANGI -Tragedi laut kembali terjadi. Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali, Rabu malam (2/7), sekitar pukul 23.15 WIB.
Kapal itu berangkat dari Pelabuhan LCM Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa cuaca buruk dan gelombang tinggi diduga menjadi penyebab utama insiden ini.
"Kecepatan arus laut saat kejadian mencapai 2 meter per detik, gelombang setinggi 2,5 meter, dan kecepatan angin mencapai 9 knot," kata Trunoyudo dalam keterangannya, Kamis (3/7).
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui mengangkut 53 orang penumpang, 12 Anak Buah Kapal (ABK), dan 22 unit kendaraan berbagai jenis.
Berdasarkan laporan Posko SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang, hingga Kamis pagi, total 35 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, sementara 4 orang dinyatakan meninggal dunia. Sisanya masih dalam proses pencarian.
Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi, menyatakan tim gabungan terus melakukan penyisiran dan memperluas area pencarian, khususnya ke arah selatan Selat Bali.
"Evakuasi korban dilakukan ke Pelabuhan Gilimanuk, dan pencarian korban yang hilang masih terus dilanjutkan," jelas Wahyu.
Polri mengerahkan 4 unit kapal dari Direktorat Polairud Polda Jatim, serta mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan menunggu keterangan resmi dari pihak berwenang.
Duka mendalam dirasakan banyak pihak. Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan belasungkawa dan menegaskan pentingnya pembenahan sistem transportasi nasional.
"Tata kelola transportasi harus segera diperbaiki agar tragedi seperti ini tidak terus terulang," tegas Puan.
Penyelidikan dan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab kecelakaan laut ini akan segera dilakukan, termasuk aspek kelayakan kapal, prosedur keselamatan, dan kesiapsiagaan awak kapal dalam menghadapi cuaca ekstrem.*