BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

5 Pekerja Masih Terperangkap, Freeport Hentikan Produksi Demi Proses Evakuasi

Abyadi Siregar - Kamis, 02 Oktober 2025 15:33 WIB
5 Pekerja Masih Terperangkap, Freeport Hentikan Produksi Demi Proses Evakuasi
Proses evakuasi 7 pekerja kontraktor tambang Freeport Indonesia yang terjebak longsor di tambang Grasberg, Papua Tengah. (foto: Dok. Freeport)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus mengupayakan evakuasi lima pekerjanya yang terjebak akibat longsoran besar di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Papua Tengah.

Hingga Kamis (2/10/2025), proses penyelamatan masih berlangsung di tengah tantangan berat medan longsor yang menimbun area kerja.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan bahwa dari tujuh pekerja yang sebelumnya dinyatakan terperangkap, dua telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada 20 September 2025.

Baca Juga:

Sementara itu, lima lainnya masih belum berhasil dijangkau oleh tim penyelamat.

"Dua sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan lima orang lainnya masih belum dapat kami capai," ujar Tony dalam keterangan di sela acara Indonesia Green Mineral Investment Forum 2025, Kamis (2/10).

Tony menjelaskan, tantangan terbesar dalam proses evakuasi adalah volume material longsor yang sangat besar.

Diperkirakan, sebanyak 700.000 ton material basah menimbun area tambang bawah tanah tempat para pekerja terperangkap.

"Kadang-kadang kami bisa maju 20 meter, tetapi material turun lagi sehingga kami harus mundur. Ini membuat proses penyelamatan sangat kompleks," tambahnya.

Meski demikian, lokasi keberadaan kelima pekerja diyakini sudah diketahui berdasarkan data pemantauan sebelum insiden terjadi.

Saat ini, tim penyelamat disebut hanya berjarak sekitar 80 meter dari titik dugaan posisi para pekerja tersebut.

Untuk menembus timbunan material, Freeport mengerahkan berbagai alat berat seperti loader, serta menggunakan teknologi pengoperasian jarak jauh (remote) guna mengurangi risiko terhadap tim evakuasi.

Selain itu, sistem ventilasi darurat juga telah dibangun dengan pipa elastis untuk memastikan ketersediaan udara segar di dalam lorong evakuasi.

"Ventilasinya kita buat khusus, pakai pipa elastis untuk suplai udara masuk dan keluar. Setiap kali tim maju, ventilasi juga harus ikut maju," jelas Tony.

Sebagai bentuk prioritas terhadap keselamatan, seluruh kegiatan produksi tambang di lokasi kejadian telah dihentikan sementara.

Freeport menegaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah menyelamatkan para pekerja yang masih terjebak.

"Keselamatan karyawan adalah yang utama. Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar upaya penyelamatan ini dapat segera membuahkan hasil," tutur Tony.

Freeport juga menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya dua pekerja akibat insiden tersebut.

Pihak perusahaan berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memastikan langkah-langkah mitigasi risiko diterapkan secara ketat ke depannya.

Insiden ini menambah daftar risiko tinggi yang masih mengancam sektor pertambangan, khususnya dalam operasi tambang bawah tanah berskala besar seperti di GBC.

Hingga kini, tim penyelamat terus berjibaku dalam kondisi berat demi menjangkau dan menyelamatkan lima nyawa yang masih terperangkap di kedalaman tanah Papua.*


(bi/a008)

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Saham 12 Persen Gratis untuk RI? Freeport Angkat Bicara
91 Santri Diduga Masih Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al-Khozyni Sidoarjo, Tim SAR Fokus Evakuasi Manual
Pemprov Aceh Bentuk Satgas Tambang Ilegal, Mualem Ultimatum Ekskavator Hengkang dalam 2 Pekan
Ray Dalio Temui Presiden Prabowo di Istana, Apa yang Dibahas?
5 Fakta Mushola Roboh di Sidoarjo: Santri Terjebak, 1 Meninggal dan 79 Luka-Luka
Rp360 Miliar Setoran Tambang Ilegal ke Oknum Aparat? Ini Kata Kapolda Aceh
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru