TAPANULI SELATAN - Deretan bencana hidrometeorologi kembali melanda wilayah Sumatera Utara.
Dalam laporan terbaru Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Sumut, Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat korban tewas terbanyak, yakni 13 orang.
Selain korban meninggal, 37 warga dilaporkan luka-luka dan 3 orang masih hilang.
Banjir yang merendam lahan pertanian di Madina dikhawatirkan mengganggu suplai pangan lokal dalam beberapa bulan ke depan.
Cuaca Ekstrem dan Risiko Susulan
BPBD Sumut menyebut curah hujan tinggi beberapa hari terakhir memicu banjir bandang, pergerakan tanah, hingga runtuhan tebing di daerah rawan.
Sejumlah akses jalan di Tapsel dan Tapteng dilaporkan rusak dan sulit dilalui.
Petugas gabungan telah dikerahkan untuk membantu evakuasi, pemetaan kerusakan, dan distribusi logistik.
"Prioritas kami adalah pencarian warga hilang dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi. Cuaca masih tidak stabil, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan," ujar pejabat Pusdalops BPBD Sumut.
Ancaman Masih Mengintai
BMKG memprediksi potensi hujan intensitas tinggi masih berlanjut di wilayah barat Sumatera.
Pemerintah daerah diminta memperkuat kesiapsiagaan, terutama di daerah bantaran sungai dan kawasan perbukitan.
Relawan dan warga masih berharap bantuan logistik tiba lebih cepat, terutama air bersih, selimut, dan penerangan.*