Satgas tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNPB dan Sekretaris Utama BNPB sejak fase awal tanggap darurat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana kali ini.
"BNPB memprioritaskan percepatan pemenuhan kebutuhan mendesak warga terdampak, terutama logistik dasar yang dikoordinasikan melalui klaster logistik BNPB," kata Abdul Muhari dalam keterangan resmi, Kamis, 18 Desember.
Menurut dia, penanganan darurat difokuskan pada lima sektor utama, yakni pencarian dan evakuasi korban, distribusi logistik, pembukaan dan pemulihan akses transportasi, pemulihan jaringan komunikasi, serta pemenuhan kebutuhan energi seperti listrik dan bahan bakar minyak.
Abdul Muhari menambahkan, seluruh kementerian dan lembaga terkait bergerak secara terpadu menjalankan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan penanganan banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut sebagai agenda prioritas nasional.
Memasuki pekan ketiga pascabencana, progres pemulihan menunjukkan perkembangan. Di Sumatera Barat, pemulihan telah mencapai sekitar 70 hingga 80 persen.
Sementara di Sumatera Utara, wilayah terdampak mulai memasuki fase pemulihan awal atau early recovery.
Adapun di Aceh, BNPB masih memfokuskan penanganan pada fase tanggap darurat, khususnya di wilayah dengan dampak terparah seperti Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Tengah, Pidie, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Pembukaan akses jalan menjadi perhatian utama.
"Meskipun beberapa ruas jalan dan jembatan belum dapat dilalui, distribusi bantuan tetap berjalan melalui jalur udara. Hal ini tidak menghambat pergerakan tim gabungan di lapangan," ujar Abdul Muhari.