Pendukung Jokowi, Wamenaker Noel Diterima Hangat Habib Rizieq di Markaz FPI

JAKARTA -Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) mengungkapkan dirinya sebagai pendukung setia Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Markaz Front Persaudaraan Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat.

Meski memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Habib Rizieq, Noel mengatakan dirinya diterima dengan baik oleh tokoh yang dihormati banyak kalangan tersebut.

Baca Juga:

• PN Sleman Nyatakan Tidak Berwenang Tangani Gugatan Dugaan Ijazah Jokowi
• Uskup Agung dan Menteri Australia Anne Aly Tekankan Harmoni Antarumat Beragama di Jakarta

Dalam pertemuan yang terjadi pada Rabu (2/4/2025) tersebut, Noel menilai Habib Rizieq sebagai tokoh yang luar biasa, dan mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan, hal tersebut justru menjadi suatu keindahan tersendiri.

"Jadi sekali lagi, alhamdulillah, ini saya Immanuel Ebenezer ini memang pendukung Jokowi, tapi inilah indahnya perbedaan," ujar Noel, di Markaz FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.

Baca Juga:

• Jokowi Akui Kebijakan Impor Gula, Kuasa Hukum Tom Lembong: Mengapa Tak Pernah Dihadirkan di Pengadilan?
• Jokowi Minta Publik Tak Lagi Ributkan Kasus Ijazah: "Kalau Gaduh Terus, Saya Malah Diuntungkan"

Noel mengaku sudah lama merencanakan untuk bertemu dengan Habib Rizieq, dan menganggap kesempatan tersebut sebagai berkah, terutama di momen Lebaran.

"Memang rencana saya ketemu Habib di sini sudah sejak lama, memang belum ketemu momennya, Alhamdulillah di momen kemenangan ini dapat berkah yang luar biasa, bertemu tokoh besar, ini tokoh besar, yang punya karakter yang luar biasa," tambahnya.

Wamenaker yang beragama Kristen ini juga menegaskan bahwa meski dirinya berasal dari latar belakang yang berbeda, perbedaan tersebut tidak menjadi penghalang untuk menjalin komunikasi yang baik dengan Habib Rizieq.

"Dulu orang bilang Petamburan ini tempatnya teroris, Habib Rizieq ini radikal, tapi saya di sini orang Kristen, pendukungnya Jokowi," tandasnya.

Pertemuan ini menandakan bahwa meskipun perbedaan politik dan agama, persaudaraan dan toleransi antar sesama dapat tetap terjalin dengan baik, mengingat keduanya mengutamakan rasa saling menghormati.