BREAKING NEWS
Selasa, 22 Juli 2025

Sri Mulyani vs DPR: Adu Argumen Sengit soal Anggaran Pendidikan Rp80 Triliun

Abyadi Siregar - Selasa, 22 Juli 2025 14:59 WIB
104 view
Sri Mulyani vs DPR: Adu Argumen Sengit soal Anggaran Pendidikan Rp80 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja membahas Laporan Keuangan Negara 2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (22/7/2025). (foto: tangkapan layar yt tvrparlemen)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terlibat adu argumen sengit dengan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Frederic Palit dalam rapat kerja membahas Laporan Keuangan Negara 2024.

Perdebatan tajam terjadi terkait realisasi anggaran pendidikan yang dinilai belum mencapai amanat konstitusi sebesar 20% dari APBN.

Dalam rapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (22/7/2025), Dolfie mengkritik keras realisasi anggaran pendidikan tahun 2024 yang hanya mencapai 16,99%.

Ia menilai bahwa sejak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tahun 2007 dan 2008, pemerintah tak kunjung memenuhi kewajiban konstitusional tersebut.

"Kalau by design, karena ada cadangan dana pendidikan yang ditaruh di pembiayaan, bisa dipastikan itu juga 17%. Tidak bergerak sejak MK memutuskan anggaran pendidikan harus 20% dari APBN," tegas Dolfie.

Ia bahkan menyebut kondisi ini sebagai bentuk pengabaian terhadap keadilan yang diamanatkan UUD 1945.

"Kalau kita masih menganggap putusan MK final dan mengikat, maka ini keadilan yang diabaikan," lanjut politisi PDIP itu.

Sri Mulyani beberapa kali mencoba menyela untuk menjawab, namun Dolfie menolak dengan alasan dirinya belum selesai menyampaikan pandangan.

Setelah diberi waktu berbicara, Sri Mulyani menegaskan bahwa pengelolaan anggaran pendidikan mengikuti dinamika kebutuhan dan pergerakan ekonomi nasional.

Ia menjelaskan bahwa fleksibilitas anggaran menyebabkan proporsi belanja pendidikan bisa terlihat turun meski pada dasarnya tetap dialokasikan.

"Belanja modal itu tergantung penyerapannya. Kalau penyerapannya rendah, otomatis proporsi 20% bisa tidak tercapai," jelasnya.

Ia mencontohkan situasi El Nino yang menyebabkan pemerintah menaikkan anggaran bansos, sehingga memengaruhi komposisi belanja.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru