BREAKING NEWS
Minggu, 10 Agustus 2025

Saat ChatGPT (AI) Jadi Tempat Curhat Soal Perselingkuhan

Justin Nova - Sabtu, 31 Mei 2025 11:42 WIB
Saat ChatGPT (AI) Jadi Tempat Curhat Soal Perselingkuhan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN – Kalimat itu tak pernah diucapkan Astri (34) kepada siapa pun sebelumnya. "Suami aku selingkuh," tulisnya—bukan untuk sahabat, bukan ke psikolog, tapi ke ChatGPT, sebuah kecerdasan buatan (AI) ciptaan OpenAI.

Jawaban dari AI itu terasa menenangkan. Tak hanya merespons, ChatGPT bahkan memberikan sejumlah saran logis dan terstruktur, termasuk untuk mulai journaling sebagai cara menyembuhkan diri.

"Pas itu lagi banget butuh teman cerita. Kalau curhat ke orang takut bocor. Kalau ke ChatGPT, rasanya objektif," ujar Astri, , Senin (26/5).

Baca Juga:

Sejak awal Maret 2025, Astri mulai menjadikan AI bukan hanya alat kerja, tetapi juga 'teman ngobrol' yang bisa diakses kapan saja. Dalam kondisi mental yang limbung usai mengetahui perselingkuhan suaminya, Astri merasa kehadiran ChatGPT lebih praktis ketimbang menunggu jadwal psikiater.

Fenomena Astri bukan kasus tunggal. Menurut survei Oliver Wyman Forum, 32% responden global menganggap AI cocok sebagai terapis kesehatan mental. Di Indonesia, angkanya bahkan mencapai 36%, lebih tinggi dari rata-rata global.

Baca Juga:

Survei terpisah yang dilakukan kumparan pada April-Mei 2025 menemukan bahwa 27,14% orang Indonesia pernah curhat ke AI.

Namun, para ahli memperingatkan bahwa AI sebaiknya tidak dijadikan tempat curhat utama. Adriana Soekandar Ginanjar, Psikolog Klinis dari UI, menilai hal ini bisa membahayakan secara psikologis dan privasi data.

"Untuk hal penting, jangan sampai AI jadi tempat pertama curhat. Tetap butuh tenaga profesional yang berproses," kata Adriana kepada kumparan, Rabu (28/5).

Menurut studi dari MIT Media Lab dan OpenAI, manfaat AI dalam mendampingi secara emosional memang ada, tapi tidak bersifat jangka panjang. Justru, ketergantungan berlebih terhadap chatbot bisa memperburuk kondisi psikososial seseorang.

Adriana menegaskan, keputusan penting seperti menyikapi perselingkuhan sebaiknya tidak diambil tergesa-gesa, apalagi hanya berdasarkan saran AI. Psikolog akan membantu pasien melalui proses, bukan memberi solusi instan.

"Saya tidak pernah menyarankan seseorang ambil keputusan sebelum minimal tiga bulan berproses," ujarnya.

Meskipun AI mampu mensimulasikan empati, namun empati sejati dan pendekatan manusia tetap tak tergantikan.

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
OpenAI Resmi Rilis GPT-5: Lebih Cerdas, Lebih Cepat, Kini Bisa Diakses Semua Pengguna ChatGPT
Gunakan AI untuk Cek Penyakit? Kemenkes: Tetap Harus ke Dokter!
OpenAI Luncurkan ChatGPT Agent: Asisten AI Canggih untuk Tugas Kompleks dan Riset Mendalam
CEO OpenAI: Jangan Percaya Buta pada ChatGPT
Tak Cukup Hanya Bisa ChatGPT, Ini 3 Skill Wajib Agar Pekerjaan Anda Tak Diambil Alih AI
Studi MIT Ungkap Penggunaan Chatbot Bisa Melemahkan Kemampuan Berpikir Kritis
komentar
beritaTerbaru