
Mengupas Sekutu Iran dan AS: Siapa Akan Turun ke Medan Jika Perang Dimulai?
TEHERAN Serangan udara Amerika Serikat dilaporkan menghantam tiga fasilitas nuklir penting milik IranFordow, Natanz, dan IsfahanPada
InternasionalJAKARTA - Meskipun telah terintegrasi ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, kecerdasan buatan (AI) ternyata belum sepenuhnya mampu memahami bahasa manusia dalam arti yang sesungguhnya.
Hal ini diungkap oleh sejumlah pakar yang menyoroti keterbatasan AI generatif, termasuk chatbot populer seperti ChatGPT.
Profesor Veena Dwivedi dari Departemen Psikologi dan Pusat Ilmu Saraf Universitas Brock menyatakan bahwa meskipun AI tampak mampu menanggapi bahasa manusia dalam bentuk teks, pemahamannya tidak mencakup konteks emosional, sosial, dan lingkungan seperti halnya manusia.
Baca Juga:
"Komunikasi linguistik bukan hanya soal kata-kata. Nada suara, ekspresi wajah, isyarat tubuh, hingga konteks sosial sangat menentukan makna sebuah pesan," ujar Dwivedi, dikutip dari laporan ilmiah terbaru, Minggu (22/6/2025).
Sebagai contoh, kalimat sederhana seperti "Saya hamil" dapat memiliki makna yang sangat berbeda tergantung siapa yang mengucapkannya dan kepada siapa kalimat itu ditujukan.
Baca Juga:
Perbedaan ini tidak bisa ditangkap oleh AI karena ketidakmampuannya membaca konteks emosional dan sosial secara utuh.
Pernyataan Dwivedi juga merespons komentar sebelumnya dari Geoffrey Hinton, pelopor AI dan peraih Nobel, yang mengaku terkejut dengan kemampuan jaringan saraf dalam memahami bahasa alami.
Namun Dwivedi menekankan, "Teks di layar dan bahasa bukanlah hal yang identik. Jaringan saraf buatan dalam AI tidak bisa disamakan dengan jaringan otak manusia."
Menurutnya, manusia sejak bayi sudah mampu memahami isyarat dan konteks sosial dalam komunikasi, sementara AI hanya mengandalkan pola data yang tersaji secara literal.
Meski demikian, AI tetap memiliki peran penting dalam mempermudah kehidupan manusia di era digital saat ini, mulai dari layanan pelanggan otomatis hingga asisten pribadi berbasis suara.
Namun, para ahli mengingatkan agar kemampuan AI tidak disalahartikan sebagai bentuk kecerdasan yang sejajar dengan manusia.
"Penting bagi publik untuk memahami bahwa AI tidak 'mengerti' seperti manusia. Ia hanya mensimulasikan respons berdasarkan data yang tersedia," tutup Dwivedi.*
TEHERAN Serangan udara Amerika Serikat dilaporkan menghantam tiga fasilitas nuklir penting milik IranFordow, Natanz, dan IsfahanPada
InternasionalJAKARTA Timnas Putri Indonesia resmi diperkuat oleh empat pemain naturalisasi baru, yakni Iris de Rouw, Emily Nahon, Felicia de Zeeuw, dan
OlahragaJAKARTA Antusiasme warga ibu kota memuncak menjelang perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke498 Kota Jakarta. Sejak siang hari, Minggu (
NasionalOleh Sayed Muhammad HusenWakaf ibadah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, telah terbukti menjadi penggerak ekonomi dan sosial umat s
OpiniACEH TIMUR Tragedi memilukan terjadi di Sungai Gampong Leubok Pempeng, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Seorang pria bernama I
PeristiwaIRAN Ketegangan geopolitik antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat (AS) kian memanas. Serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Ira
InternasionalBENGKULU Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti kondisi memprihatinkan yang tengah dihadapi masyarakat Pulau Enggano, Bengkulu. Akibat p
NasionalMEDAN Fenomena solstis musim panas atau titik balik matahari Juni terjadi pada Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 09.42 WIB, menandai hari terpanjan
Sains & TeknologiJAKARTA Pakar Telematika dan Digital Forensik, Roy Suryo, melayangkan sindiran tajam kepada seorang pejabat senior yang menyebut pihakp
PolitikMEDAN Bagi para pencari kerja, menyusun body email lamaran kerja seringkali menjadi tantangan tersendiri. Padahal, bagian ini sangat pentin
Sains & Teknologi