BREAKING NEWS
Sabtu, 20 Desember 2025

AI Bisa Kurangi Emisi Global hingga 10 Persen, Ini Penjelasan Peneliti

Adelia Syafitri - Rabu, 16 Juli 2025 08:11 WIB
AI Bisa Kurangi Emisi Global hingga 10 Persen, Ini Penjelasan Peneliti
Ilustrasi. (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan memperburuk krisis iklim karena kebutuhan energi yang masif, sebuah laporan terbaru dari London School of Economics (LSE) justru menunjukkan sebaliknya.

AI dinilai memiliki potensi besar sebagai alat transformatif untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal npj Climate Action bulan lalu, tim peneliti dari Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment menilai bahwa manfaat AI dalam mengurangi emisi karbon jauh melampaui jejak karbon yang ditimbulkannya.

Menurut laporan tersebut, jika dimanfaatkan secara strategis, AI dapat membantu dunia mengurangi 3,2 hingga 5,4 miliar ton CO₂ per tahun pada 2035, setara dengan sekitar 10 persen dari total emisi global saat ini.

Sementara itu, emisi tambahan akibat penggunaan AI diperkirakan hanya berkisar antara 0,4 hingga 1,6 miliar ton setara CO₂ (GtCO2e).

Angka ini menunjukkan bahwa AI berpotensi menjadi alat dekarbonisasi yang jauh lebih besar daripada sumber emisinya sendiri.

"Dunia menghadapi peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk memanfaatkan AI sebagai katalisator bagi transisi menuju nol emisi karbon (net-zero)," kata Nicholas Stern, Ketua Grantham Research Institute, Selasa (15/7/2025).

Penelitian ini hanya mengkaji tiga sektor utama: listrik, pangan, dan transportasi, area yang dinilai sebagai ladang subur penerapan AI dalam mengurangi emisi.

Di sektor ini, AI berperan dalam:

- Mengoptimalkan jaringan listrik energi terbarukan

- Mendorong riset protein alternatif sebagai pengganti daging

- Meningkatkan efisiensi transportasi bersama dan logistik

"Estimasi kami menunjukkan bahwa pengurangan emisi dari tiga sektor ini saja cukup besar untuk mengimbangi seluruh tambahan emisi dari penggunaan AI di seluruh sektor ekonomi," lanjut Stern.

Tim LSE menilai potensi pengurangan emisi berdasarkan tiga indikator penting, yaitu biaya implementasi, daya tarik penggunaan, dan kemudahan akses terhadap teknologi AI.

Mereka membandingkan skenario penggunaan AI dengan skenario tanpa AI hingga tahun 2035.

Hasilnya memberikan dasar yang kuat bagi kebijakan berbasis teknologi dalam strategi mitigasi iklim global.

Temuan LSE ini menjadi argumen kuat bagi para pembuat kebijakan untuk tidak hanya berhati-hati terhadap dampak lingkungan AI, tetapi juga mengoptimalkannya sebagai solusi iklim.

Meski konsumsi energi AI tetap harus diawasi, laporan ini menyimpulkan bahwa AI justru bisa menjadi senjata penting dalam upaya global mencapai target emisi nol bersih.*

(km/a008)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru