
Satgas Pos Silawan Bantu Warga Perbatasan Bangun Rumah, Wujudkan Semangat Gotong Royong
BELU Personel Satgas Pamtas RIRDTL Yonif 741/Garuda Nusantara Pos Silawan kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat perbatasa
NasionalJAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menepis anggapan yang menyebut fenomena gerhana bulan berkaitan dengan terjadinya gempa bumi.
Penegasan ini disampaikan guna meredam berbagai spekulasi yang muncul menjelang Gerhana Bulan Total yang diprediksi akan terjadi pada 7–8 September 2025.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa meskipun gaya gravitasi Bulan dan Matahari memang memengaruhi pasang surut air laut serta memberi sedikit tekanan pada kerak bumi (disebut earth tides), pengaruh tersebut tidak cukup signifikan untuk memicu gempa bumi.
Baca Juga:
"Gaya gravitasi Bulan dan Matahari memang memengaruhi pasang surut laut dan sedikit menekan kerak Bumi, tetapi efek ini sangat kecil dibanding energi yang tersimpan di zona patahan. Tidak ada bukti ilmiah bahwa gerhana bulan memicu gempa bumi," tegas Daryono, Sabtu (6/9/2025).
Penjelasan Ilmiah BMKG tentang Gerhana Bulan
Baca Juga:
Dilansir dari laman resmi BMKG, gerhana bulan adalah peristiwa ketika cahaya Matahari terhalangi oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke permukaan Bulan. Fenomena ini hanya bisa terjadi saat fase purnama, dan merupakan hasil dari pergerakan dinamis Matahari, Bumi, dan Bulan yang bisa diprediksi secara ilmiah.
Pada Gerhana Bulan Total, posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar dalam satu garis lurus, menyebabkan Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi. Saat puncak gerhana, Bulan akan tampak berwarna merah jika langit cerah.
BMKG menjelaskan, warna merah pada Bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi:
"Cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur. Cahaya biru dengan panjang gelombang pendek akan tersebar lebih banyak, sedangkan cahaya merah dengan panjang gelombang lebih panjang akan lolos dan mengenai permukaan Bulan."
Imbauan untuk Masyarakat
Dengan penjelasan ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh isu tidak berdasar yang menyebut gerhana sebagai pertanda bencana, termasuk kiamat atau gempa besar. Warga diharapkan lebih mempercayai informasi dari sumber resmi dan tetap tenang.*
BELU Personel Satgas Pamtas RIRDTL Yonif 741/Garuda Nusantara Pos Silawan kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat perbatasa
NasionalDENPASAR Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Geofisika Denpasar mengumumkan bahwa fenomena gerhana bulan
NasionalJAKARTA Aktris Zaskia Adya Mecca kembali menjadi sorotan warganet usai unggahannya soal ojek online (ojol) di Instagram pribadinya, zaski
EntertainmentBATAM Aksi tegas ditunjukkan oleh Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) bersama Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dalam mengg
Hukum dan KriminalJAKARTA Indonesia kehilangan salah satu tokoh intelektual penting dalam bidang ekonomi dan kebijakan publik. Arif Budimanta, ekonom nasion
SosokBangkok, Thailand Kejuaraan Dunia Voli Putri 2025 resmi memasuki babak semifinal pada Sabtu (6/9/2025), dengan empat tim unggulan dunia
OlahragaYOGYAKARTA PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) kembali mencetak prestasi di dunia komunikasi publik. Dalam ajang MAW Talk Awards (MTA) 2025
NasionalMEDAN PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan pasokan energi, khususnya LPG 3 kg, tetap aman dan ter
EkonomiMALUT Alat tangkap ikan tradisional huhate asal Maluku Utara (Malut) resmi tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) oleh Kement
Seni dan BudayaJAKARTA Kabar duka menyelimuti dunia ekonomi dan politik Indonesia. Dr. Arif Budimanta, ekonom senior dan mantan Staf Khusus Presiden RI b
Nasional