JAKARTA – Presiden Direktur Hewlett Packard (HP) Indonesia, Juliana Cen, menyebutkan bahwa lebih dari 90% atau tepatnya 94% pekerja pengetahuan (knowledge workers) di Indonesia kini sudah menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Angka tersebut tercatat dalam hasil penelitian terbaru yang dilakukan HP, yaitu Indeks Relasi Pekerjaan 2025 (Work Relationship Index/WRI 2025), yang melibatkan lebih dari 18.000 responden dari 14 negara, termasuk Indonesia.
Dalam paparan yang disampaikan pada Rabu, 29 Oktober 2025, Juliana menyatakan, "Berdasarkan survei kami, lebih dari 90% dari karyawan Indonesia sudah menggunakan generative AI (Gen AI)."
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan angka penggunaan tertinggi di antara negara-negara yang disurvei, dengan 50% pekerja pengetahuan di Indonesia mengaku memanfaatkan AI setiap hari.
Juliana menjelaskan bahwa para pekerja di Indonesia menggunakan AI untuk beragam keperluan, mulai dari hal-hal sederhana seperti merangkum surat elektronik (email), menulis email, hingga menjawab pertanyaan.
"Sifatnya seperti asisten digital yang membantu pekerjaan sehari-hari mereka," ujar Juliana.
Berdasarkan temuan WRI 2025, sekitar 89% pekerja di Indonesia meyakini bahwa kecerdasan buatan dapat meningkatkan kualitas hidup dan pengalaman kerja mereka.
Teknologi ini dianggap memberikan kemudahan, efisiensi, dan potensi untuk mempermudah tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak.
Menurut Juliana, adopsi kecerdasan buatan di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun konsep AI sudah lama dikenal melalui pembelajaran mesin (machine learning) dan deep learning, gelombang adopsi AI baru mulai terasa setelah munculnya generative AI.
"Orang mulai melihat AI tidak hanya sebagai alat canggih, tetapi juga sebagai mitra kerja yang mempermudah pekerjaan sehari-hari," jelas Juliana.
Perkembangan ini sejalan dengan proyeksi bahwa AI akan semakin mengambil peran penting dalam berbagai sektor pekerjaan pada tahun 2030.