Gubernur Sumatera Teuku Mohammad Hasan dan tokoh seperti Dr. Ferdinand Lumbantobing memainkan peran penting dalam koordinasi diplomasi, logistik, hingga menjaga moral masyarakat.
Peran ini menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya milik militer, namun juga sipil yang berpikiran maju dan patriotik.
5. Perjuangan Meluas ke Luar Kota Medan
Tekanan pasukan Sekutu memaksa pemerintah RI dan pejuang memindahkan markas perjuangan ke Pematangsiantar.
Kota-kota seperti Binjai, Tebing Tinggi, dan Berastagi kemudian menjadi basis perlawanan yang terus menyala hingga akhir pertempuran.
6. Terbentuknya Komando Terpadu
Kesadaran akan pentingnya koordinasi melahirkan Resimen Laskar RakyatMedan Area pada 10 Agustus 1946.
Komando ini membagi perlawanan ke dalam empat sektor, sehingga pergerakan laskar menjadi lebih terstruktur dan efisien.