BREAKING NEWS
Minggu, 03 Agustus 2025

7 Fakta Menarik Pertempuran Medan Area yang Jarang Diungkap

Adelia Syafitri - Kamis, 31 Juli 2025 13:38 WIB
90 view
7 Fakta Menarik Pertempuran Medan Area yang Jarang Diungkap
Pertempuran Medan Area. (foto: Source: Medan Area-Penerbit Bulan Bintang/tangkapan layar yt GeEmGe History Channel)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Pertempuran Medan Area merupakan salah satu catatan emas dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, peristiwa ini menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap pasukan Sekutu yang ditunggangi NICA (Netherlands Indies Civil Administration), hanya dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan.

Meski peristiwa ini telah dikenang luas, banyak fakta penting di balik pertempuran yang belum diketahui publik secara luas.

Baca Juga:

Berikut 7 fakta menarik dan historis dari Pertempuran Medan Area yang patut disimak:

Baca Juga:

1. Dipicu oleh Penghinaan terhadap Lambang Merah Putih

Insiden kecil namun simbolik memicu kobaran api perlawanan.

Pada 13 Oktober 1945, seorang anggota NICA merampas dan menginjak-injak lencana merah putih milik seorang pemuda Indonesia di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.

Kejadian itu memicu kemarahan besar rakyat dan menjadi titik tolak perlawanan terbuka.

2. Laskar Rakyat Jadi Garda Terdepan

Meski Tentara Keamanan Rakyat (TKR) telah terbentuk, kekuatan awal pertempuran didominasi oleh laskar rakyat dari berbagai elemen seperti Pesindo, Hizbullah, dan organisasi pemuda lokal lainnya.

Ini menunjukkan kuatnya semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan secara mandiri dan spontan.

3. Nama "Medan Area" Diciptakan Pihak Sekutu

Secara ironis, nama legendaris "Medan Area" justru diberikan oleh pihak Sekutu.

Pada 1 Desember 1945, mereka memasang papan bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" untuk membatasi wilayah gerak para pejuang.

Namun hal ini justru menjadi semangat juang baru bagi rakyat.

4. Tokoh Sipil Berperan Strategis

Gubernur Sumatera Teuku Mohammad Hasan dan tokoh seperti Dr. Ferdinand Lumbantobing memainkan peran penting dalam koordinasi diplomasi, logistik, hingga menjaga moral masyarakat.

Peran ini menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya milik militer, namun juga sipil yang berpikiran maju dan patriotik.

5. Perjuangan Meluas ke Luar Kota Medan

Tekanan pasukan Sekutu memaksa pemerintah RI dan pejuang memindahkan markas perjuangan ke Pematangsiantar.

Kota-kota seperti Binjai, Tebing Tinggi, dan Berastagi kemudian menjadi basis perlawanan yang terus menyala hingga akhir pertempuran.

6. Terbentuknya Komando Terpadu

Kesadaran akan pentingnya koordinasi melahirkan Resimen Laskar Rakyat Medan Area pada 10 Agustus 1946.

Komando ini membagi perlawanan ke dalam empat sektor, sehingga pergerakan laskar menjadi lebih terstruktur dan efisien.

7. Berakhir Melalui Diplomasi, Bukan Kekalahan

Pertempuran yang berlangsung lebih dari satu tahun resmi dihentikan pada 15 Februari 1947 melalui perintah Komite Gencatan Senjata.

Meski kota Medan dikuasai Belanda, semangat perjuangan tak pernah surut dan menjadi fondasi perjuangan dalam Agresi Militer Belanda I.

Pertempuran Medan Area bukan sekadar catatan sejarah, melainkan bukti nyata kegigihan rakyat dalam mempertahankan kedaulatan.

Ia menjadi pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan adalah milik semua kalangan, baik bersenjata maupun tidak.*

(d/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
komentar
beritaTerbaru