BREAKING NEWS
Selasa, 05 Agustus 2025

Kahiyang Ayu Kunjungi Sentra Songket Silau Laut, Dukung Pelestarian Warisan Budaya Asahan

Abyadi Siregar - Selasa, 05 Agustus 2025 00:06 WIB
33 view
Kahiyang Ayu Kunjungi Sentra Songket Silau Laut, Dukung Pelestarian Warisan Budaya Asahan
Ketua Dekranasda Sumut Kahiyang Ayu, mengunjungi sentra pengrajin songket di Desa Silo Bonto, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Senin (4/8). (foto: DISKOMINFO SUMUT)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

ASAHAN — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara, Kahiyang Ayu, melakukan kunjungan kerja ke sentra pengrajin kain songket di Desa Silo Bonto, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, pada Senin (4/8/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Kahiyang memberikan dukungan penuh kepada para pengrajin lokal dengan memborong sejumlah kain songket bermotif khas Asahan.

Motif-motif yang dibeli antara lain Pucuk Rebung, Bunga Tulip, Motif Kapal dan Ikan, serta Motif Asahan Klasik, yang sarat dengan nilai-nilai filosofi dan kearifan lokal.

Baca Juga:

"Motif pada kain songket bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga cerminan dari sejarah dan identitas budaya daerah. Kehadiran kami di Desa Silo Bonto ini sebagai bentuk dukungan agar songket khas Asahan terus lestari dan dikenal luas," ujar Kahiyang Ayu.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Dekranasda Sumut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan sektor UMKM berbasis budaya di wilayah Sumatera Utara.

Baca Juga:

Dalam kunjungan tersebut, Kahiyang Ayu berdialog langsung dengan para pengrajin untuk menyerap aspirasi dan memahami kendala yang mereka hadapi di lapangan.

Salah satu tantangan utama yang dikeluhkan para pengrajin adalah terbatasnya bahan baku, seperti benang togak dan benang pakan, yang masih harus dipasok dari Sumatera Barat.

Zul Asmal, salah satu pengrajin aktif di Desa Silo Bonto, menyampaikan bahwa komunitas tenun mereka telah aktif lebih dari satu dekade.

Saat ini terdapat sekitar 15–20 orang pengrajin yang secara konsisten memproduksi kain songket dengan ciri khas Asahan.

"Harga kain songket berkisar antara Rp350.000 hingga Rp650.000 tergantung motif dan kualitas bahan. Produk kami telah dipasarkan ke Medan, Jakarta, Bukittinggi, dan masyarakat lokal di Asahan," ujar Zul.

Ia juga menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Ketua Dekranasda Sumut yang dianggap sebagai bentuk perhatian dan dorongan moril bagi para pengrajin.

"Kami berterima kasih atas kunjungan dan dukungan Ibu Kahiyang. Semoga ini membawa keberkahan dan semakin mengenalkan songket khas Asahan ke tingkat nasional," tambah Zul didampingi istrinya, Emi.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru