BREAKING NEWS
Sabtu, 06 Desember 2025

Tak Banyak yang Tahu! Inilah Makna Mendalam di Balik Ritual Mate Mangkar Batak Toba

Adelia Syafitri - Rabu, 03 Desember 2025 09:03 WIB
Tak Banyak yang Tahu! Inilah Makna Mendalam di Balik Ritual Mate Mangkar Batak Toba
Rumah Bolon Raja Purba, Pematang Purba, Kec. Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Bagi masyarakat Batak Toba, kematian tidak dipandang sekadar akhir kehidupan, melainkan perpindahan roh menuju alam yang lebih tinggi.

Dalam tradisi yang telah diwariskan turun-temurun itu, terdapat sebuah prosesi sakral bernama Mate Mangkar, upacara penghormatan adat yang dilakukan setelah seseorang meninggal dan sebelum jenazah dikebumikan.

Mate Mangkar bukan sekadar seremoni budaya. Ia menjadi penegasan betapa kuatnya sistem kekerabatan Batak Toba yang berakar pada prinsip Dalihan Na Tolu: Hula-hula, Dongan Tubu, dan Boru.

Baca Juga:

Ketiganya hadir sebagai simbol bahwa duka bukan hanya menjadi tanggung jawab keluarga inti, tetapi seluruh jaringan kerabat.

Makna Filosofi di Balik Mate Mangkar

Dalam pandangan masyarakat Batak Toba, Mate Mangkar merupakan wujud kasih sayang, penghormatan, dan penghargaan terakhir atas kehidupan seseorang.

Prosesi ini diyakini membantu perjalanan roh menuju alam rohani. Doa, ulos, gondang, hingga kata-kata penghiburan menjadi bahasa spiritual yang menghubungkan yang hidup dan yang telah tiada.


"Hubungan itu tidak terputus oleh kematian," ujar salah seorang tokoh adat Batak Toba. "Mate Mangkar memastikan penghormatan tetap mengalir hingga akhir."

Rangkaian Prosesi Mate Mangkar

Upacara Mate Mangkar digelar melalui beberapa tahapan yang terikat aturan adat, antara lain:

1. Panoppa (Pemberitahuan Kematian)
Keluarga menyampaikan kabar duka kepada kerabat dan masyarakat sekitar. Pada tahap ini, struktur Dalihan Na Tolu mulai memberikan dukungan moral dan tenaga.

2. Kehadiran Hula-hula
Sebagai pihak yang paling dihormati, hula-hula hadir memberi restu, doa, serta penguatan. Kehadiran mereka menjadi syarat sahnya rangkaian adat.

3. Pemberian Ulos Saput atau Ulos Gate-gate
Ulos dari hula-hula diberikan sebagai tanda cinta dan penghormatan terakhir. Kain ini dipercaya membantu roh menempuh perjalanan spiritualnya.

4. Pangapuran (Kata-kata Penghiburan)
Tokoh adat dan keluarga besar menyampaikan doa serta nasihat untuk memberi kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.

5. Gondang Sabangunan
Musik gondang dimainkan sebagai pengiring upacara. Irama gondang tidak hanya membangun suasana khidmat, tetapi juga dipercaya sebagai medium komunikasi spiritual.

6. Pelepasan dan Penghormatan Terakhir
Seluruh kerabat dari unsur hula-hula, boru, dan dongan tubu memberikan penghormatan sebelum jenazah dibawa ke tempat peristirahatan terakhir.

Mate Mangkar menegaskan nilai sosial penting dalam masyarakat Batak Toba: kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas.

Setiap kerabat memiliki peran, baik dalam membantu biaya, tenaga, maupun dukungan moral.

Tujuannya satu: memastikan keluarga yang ditinggalkan tidak menjalani duka seorang diri.

Dalam konteks masyarakat modern yang terus berubah, Mate Mangkar tetap menjadi penanda bahwa adat Batak Toba masih memegang teguh harmoni dan rasa hormat terhadap kehidupan, bahkan setelah kematian.*


(d/ad)

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Pencak Silat Kini Jadi Senam Kebudayaan Indonesia, Menbud Fadli Zon Dorong Generasi Muda Aktif
Meriah! Pentas Seni dan Lomba Tor-Tor Warnai Lapangan Panei Tongah Simalungun
Bupati Batu Bara Resmi Tutup Pekan Seni Budaya Daerah ke-VII
Budi Mulyawan Usulkan Banjir Kanal Timur Jadi Pusat Kuliner dan Wisata Air Jakarta
Wabup Syafrizal Resmi Sandang Merga Sembiring
Liburan Keluarga di Sumut? Ini 5 Kota dengan Aktivitas Seru dan Alam Memukau
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru