Ia tutup usia pada 30 Maret 1963 dan dimakamkan di lahan pribadinya di Pematang Raya.
Dua bulan kemudian, Bupati Simalungun saat itu, Radjamin Poerba, menganugerahkan gelar "Pelopor/Bapak Pendidik Simalungun" melalui SK Nomor 305/1963-Uod.
Pengaruh Guru Jason Saragih sangat besar. Mantan Bupati Simalungun Tuan Madja Purba dan Radjamin Purba termasuk murid-muridnya yang kemudian menjadi tokoh penting.
Dalam peringatan 120 Tahun Jubelium Injil di Simalungun dan Pesta Olob-olob GKPS Resort Raya, Bupati Radiapoh Hasiholan Sinaga menyebut Jason Saragih sebagai salah satu dari tiga tokoh pembawa terang Injil dan pendidikan di Simalungun, bersama Pendeta August Theis dan Pendeta Jaulung Wismar Saragih.
"Kita bayangkan perjuangan beliau (Guru Jason). Saat itu mungkin belum ada jalan aspal. Ia mengajar ke kampung-kampung dan huta-huta dengan berjalan kaki," ujar Radiapoh.
"Tanpa beliau, mungkin Simalungun akan tertinggal jauh."
Pengabdian dan keteladanan Guru Jason Saragih menjadi warisan moral dan spiritual yang terus hidup.
Ia bukan hanya guru, tetapi pejuang kemanusiaan yang memperjuangkan hak anak-anak Simalungun untuk mendapatkan pendidikan yang layak.*