
Tragis, Balita di Simalungun T3was Tergelincir ke Parit saat Bermain Dekat Rumah
SIMALUNGUN Seorang balita perempuan bernama Glorya Pasaribu (2) ditemukan tewas setelah tergelincir ke dalam parit besar di dekat rumahn
Peristiwa
JAKARTA -Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengakui bahwa banyak pendidik di Indonesia yang belum mendidik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Dalam rapat kerja (raker) perdana dengan Komisi X DPR RI, yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11), Satryo menegaskan bahwa pihaknya tengah mengupayakan perbaikan agar pendidikan tinggi dapat lebih mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia.
“Kami akui banyak dari kalangan pendidik itu mendidik dari apa yang dia inginkan, bukan kebutuhan masyarakat,” ungkap Satryo. Ia menyebutkan bahwa transformasi pendidikan tinggi di Indonesia harus lebih responsif terhadap perkembangan dunia industri yang terus berkembang, baik di tingkat nasional maupun global.
Transformasi Pendidikan Tinggi yang Belum OptimalSatryo menilai bahwa masalah pendidikan tinggi yang belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berakar dari ketidakoptimalan transformasi pendidikan tinggi. Menurutnya, di masa lalu, perguruan tinggi memainkan peran utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan tanpa terpengaruh oleh dunia industri. Namun, kini, industri yang berkembang pesat menjadi pihak yang lebih membutuhkan talenta kompeten dari perguruan tinggi.
Baca Juga:
“Dulu perguruan tinggi yang mengembangkan ilmu sesuai dengan passion para peneliti, namun sekarang sudah terbalik. Industri yang mendorong pengembangan ilmu, dan perguruan tinggi yang harus menyesuaikan dengan kebutuhan industri,” jelas Satryo.
Ia melanjutkan dengan mengutip sejarah, bahwa industri di negara maju seperti Inggris baru berkembang pada abad ke-19. Saat itu, perguruan tinggi menjadi pendorong utama pembangunan. Kini, Satryo berharap, perguruan tinggi dapat lebih terfokus pada kebutuhan “demand-driven” yang sesuai dengan permintaan dari dunia industri.
Baca Juga:Regulasi dan Kebijakan yang Perlu Diperbaiki
Dalam kesempatan yang sama, Satryo menyoroti permasalahan regulasi dan kebijakan yang kerap berubah dengan cepat dalam sektor pendidikan tinggi. Menurutnya, perubahan yang terlalu cepat dan tidak terencana dapat menghambat kemajuan dan inovasi di dunia pendidikan tinggi.
“Ke depannya, kami minimalkan terjadinya perubahan regulasi yang terlalu cepat. Kami ingin pendidikan tinggi ini dikelola dengan cara yang lebih inovatif, namun tetap sesuai dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia,” ujarnya.
Satryo berharap, pendidikan tinggi yang lebih relevan, berkualitas, dan berdampak pada pembangunan nasional dapat segera diwujudkan melalui perbaikan sistem pendidikan yang lebih stabil.
Mendorong Mindset Ilmiah untuk Pembangunan NasionalSatryo juga menekankan pentingnya mencetak talenta sains dan teknologi yang berdaya saing global, guna mencapai target Indonesia Emas 2045. Lulusan pendidikan tinggi diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diproyeksikan mencapai 8 persen.
“Mindset ilmiah dan sikap perilaku yang ilmiah sangat penting. Seperti yang dilakukan India, mereka memiliki UUD yang mengharuskan masyarakat untuk memiliki ‘scientific temper’, atau pola pikir ilmiah. Kita berharap Indonesia juga bisa maju dengan budaya ilmiah seperti itu,” tambah Satryo.
Investasi Pendidikan Tinggi untuk Mendorong Ekonomi NasionalMenurut Satryo, investasi dalam pendidikan tinggi yang transformatif, terutama dalam bidang penelitian dan pengembangan sains dan teknologi, akan sangat berpengaruh pada kemajuan ekonomi nasional. Hal ini juga selaras dengan penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan pembangunan sosio-ekologis yang lebih inklusif.
“Investasi pendidikan tinggi akan menjadi umpan balik positif bagi pertumbuhan ekonomi. Jika pendidikan tinggi maju, ekonomi juga akan ikut maju,” ujarnya. Ia berharap, dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat meraih harapan yang tercantum dalam pidato pertama Presiden untuk mencapai pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
(N/0-14)
SIMALUNGUN Seorang balita perempuan bernama Glorya Pasaribu (2) ditemukan tewas setelah tergelincir ke dalam parit besar di dekat rumahn
PeristiwaJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mempertimbangkan langkah jemput paksa terhadap Gibbrael Isaak (GI), warga negara Singa
Hukum dan KriminalJAKARTA Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, mengecam keras pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang men
NasionalSIMALUNGUN Sebuah mobil dinas berpelat merah milik UPTD Samsat Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, m
Hukum dan KriminalJAKARTA Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari, melontarkan kritik keras terhadap Menteri Agraria dan Tata Ruang/Ba
Hukum dan KriminalSUMBA BARAT DAYA Seorang anggota polisi berpangkat Aipda berinisial PS, yang menjabat sebagai Kanit Propam Polsek Wewewa Selatan, kini r
Hukum dan KriminalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa kenaikan gaji para hakim yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto hingga
NasionalJAKARTA Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani membuka peluang kerja sama penempatan tenaga kerja te
EkonomiWASHINGTON Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya buka suara terkait serangan militer Israel terhadap Iran yang terjadi pada Juma
InternasionalMEDAN Peristiwa tragis terjadi di kawasan Jalan Dr Wahidin Lama, Gang Lurah, Kelurahan Pandau Hulu II, Kecamatan Medan Area. Seorang pere
Hukum dan Kriminal