BREAKING NEWS
Rabu, 22 Oktober 2025

Santri Bakar Pengurus Ponpes Hidup-Hidup di Langkat: Kini Ditahan dan Izin Ponpes Diperiksa

BITVonline.com - Kamis, 10 Oktober 2024 02:53 WIB
Santri Bakar Pengurus Ponpes Hidup-Hidup di Langkat: Kini Ditahan dan Izin Ponpes Diperiksa
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

LANGKAT -Kasus tragis terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur, Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Langkat, Sumatera Utara, di mana seorang santri berinisial FAZ (17) nekat membakar pengurus ponpes, Adab Auli Rizki (19), pada Sabtu (5/10/2024) dini hari. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dan langsung mengguncang komunitas serta memicu perdebatan tentang kesehatan mental dan perlakuan di lingkungan pesantren.

Menurut Kasi Humas Polres Langkat, AKP Rajendra Kusuma, korban mengalami luka bakar serius hingga 80 persen dan telah dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan untuk mendapatkan perawatan intensif. FAZ ditahan dan dikenakan Pasal 187 KUHP Jo UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Jika terbukti bersalah, pelaku dapat menghadapi ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Motif di balik tindakan brutal ini diduga berkaitan dengan perlakuan buruk yang diterima pelaku dari korban. Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo, menyebutkan bahwa FAZ sering menjadi objek bully, baik secara fisik maupun verbal, oleh Adab. “Pelaku merasa sakit hati karena korban sering mengekspos kesalahan-kesalahannya di depan santri lainnya, dan juga sering diadu domba dengan pimpinan ponpes,” ungkap David.

Pondok pesantren yang hanya memiliki 26 santri ini kini menjadi sorotan, bukan hanya karena insiden kekerasan yang terjadi, tetapi juga mengenai izin operasionalnya. Kapolres Langkat menyatakan bahwa penyidikan masih fokus pada kasus pidana, tetapi tidak menutup kemungkinan akan mengembangkan penyelidikan terkait perizinan ponpes setelah masalah utama diselesaikan.

Di tempat kejadian, para pengajar merasa terkejut dan tidak menyangka bahwa santri mereka bisa melakukan tindakan sekejam itu. Maulana Solihin, salah satu pengajar, mengaku tidak mengetahui kronologi lengkap kejadian, namun mengonfirmasi bahwa pembakaran terjadi di dalam kamar korban.

Kejadian ini menggugah berbagai pertanyaan tentang dinamika sosial dan psikologis yang terjadi di dalam pesantren, serta pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental santri. Banyak yang berharap agar kasus ini menjadi titik awal untuk mengevaluasi dan memperbaiki lingkungan pendidikan di pesantren, guna mencegah terulangnya kekerasan serupa di masa depan.

Komunitas pesantren dan pihak berwenang diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua santri. Insiden ini adalah pengingat bahwa permasalahan di dalam lembaga pendidikan tidak dapat dianggap remeh dan perlu penanganan serius untuk memastikan keselamatan serta kesejahteraan semua pihak yang terlibat.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru