BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Wisuda UGM Hari Kedua, Wisudawan Angkat Poster “Peringatan Darurat” Sebagai Bentuk Protes Sosial

BITVonline.com - Kamis, 29 Agustus 2024 08:37 WIB
Wisuda UGM Hari Kedua, Wisudawan Angkat Poster “Peringatan Darurat” Sebagai Bentuk Protes Sosial
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA –Momen wisuda program sarjana dan sarjana terapan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (29/8) diwarnai oleh aksi simbolis dari sejumlah wisudawan yang mengangkat poster bertuliskan “Peringatan Darurat.” Poster ini menggarisbawahi protes sosial yang terjadi menyusul kontroversi politik seputar revisi Undang-Undang Pilkada.

Sejak pekan lalu, istilah “Peringatan Darurat” telah menjadi trending topic di media sosial sebagai bentuk protes masyarakat terhadap pengabaian konstitusi oleh para elite politik. Aksi protes ini muncul sebagai reaksi terhadap dugaan pengkhianatan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui revisi UU Pilkada. Protes massal yang berlangsung pada Kamis (22/8) lalu, berhasil memaksa DPR untuk membatalkan pengesahan revisi UU tersebut.

Pada hari kedua wisuda, momen ini semakin mencuri perhatian saat wisudawan terlihat memegang poster “Peringatan Darurat” dalam siaran langsung yang ditayangkan di channel resmi UGM. Wisudawan-wisudawan tersebut menjadi sorotan ketika poster-poster tersebut diangkat menjelang akhir acara wisuda, yang dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Pada hari pertama wisuda, tema “darurat demokrasi” telah diangkat dalam pidato perwakilan wisudawan, yang mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah dari hadirin. Pesan ini merupakan refleksi dari suasana politik dan sosial yang sedang memanas di Indonesia, serta kekhawatiran akan kondisi demokrasi di tanah air.

Aksi simbolis ini tidak hanya dilakukan oleh wisudawan, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat. Mahasiswa UGM dan elemen masyarakat lainnya, termasuk mereka yang aktif dalam gerakan #kawalputusanMK, telah terlibat dalam aksi damai bertajuk Jogja Memanggil. Aksi tersebut juga digelar di kawasan Gejayan pada hari yang sama.

Aksi Protes dan Penerimaan Masyarakat

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan akademisi dan tenaga pendidikan (tendik) di UGM dan kampus-kampus lain turut menyuarakan pernyataan sikap “Darurat Demokrasi Indonesia” yang terdiri dari lima poin utama. Pernyataan tersebut menekankan pentingnya pemenuhan prinsip-prinsip demokrasi, perlunya perlindungan konstitusi, dan mendesak para pejabat publik untuk menegakkan aturan hukum secara adil.

Pernyataan sikap ini menggambarkan kekhawatiran mendalam mengenai integritas sistem demokrasi dan tata kelola pemerintahan di Indonesia. Gerakan ini juga menggarisbawahi ketidakpuasan terhadap upaya-upaya revisi yang dianggap bertentangan dengan semangat konstitusi dan kepentingan publik.

Konsekuensi Sosial dan Politikal

Gerakan ini merupakan bentuk refleksi dari ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat akademik dan publik luas terhadap proses-proses politik yang dianggap tidak transparan atau tidak akuntabel. Wisuda UGM yang penuh dengan simbolik protes ini menunjukkan bagaimana generasi muda, yang sering kali menjadi motor penggerak perubahan, berusaha menyuarakan pandangan mereka dalam forum-forum formal sekalipun.

Momen ini juga mencerminkan keterhubungan antara dunia akademik dan dinamika sosial-politik yang lebih luas. Para wisudawan tidak hanya merayakan pencapaian akademis mereka, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu yang mempengaruhi masa depan negara mereka.

Dengan semakin banyaknya dukungan untuk gerakan protes ini dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa, akademisi, dan tenaga pendidikan, diharapkan akan ada dampak signifikan dalam memperbaiki dan memperkuat demokrasi di Indonesia. Aksi-aksi seperti ini mencerminkan harapan dan kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depan politik dan hukum di negara ini.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru