Papua Selatan Dapat Proyek Jalan Rp4,8 Triliun, Hutama Karya Pimpin Pembangunan KSPP Wanam–Muting
JAKARTA PT Hutama Karya (Persero) atau HK resmi memperoleh proyek pembangunan Jalan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) WanamMuting
Pemerintahan
BITVONLINE.COM– Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hasbiallah Ilyas, kini menjadi sorotan publik setelah mengemukakan pandangannya terkait praktik operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pernyataan Hasbi ini mencuat saat ia mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Dewan Pengawas (Dewas) KPK pada 20 November 2024. Dalam kesempatan itu, Hasbi mengungkapkan pandangannya yang sependapat dengan pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut OTT KPK sebagai “kampungan.”
Hasbi, yang juga menjabat sebagai anggota DPR dari PKB, menyarankan kepada calon Dewas KPK saat itu, Wisnu Baroto, untuk mempertimbangkan penghapusan praktik OTT tersebut. “Saya minta tanggapan Bapak, bagaimana jika OTT ini tidak ada lagi di negeri ini?” ujar Hasbi saat memberikan pandangannya.
Pandangan ini tidak hanya didasarkan pada asumsi pribadi, melainkan juga berdasarkan pengalaman dan riset yang dilakukannya mengenai biaya yang dikeluarkan negara untuk melakukan OTT. Hasbi menjelaskan bahwa meskipun tujuan dari OTT adalah untuk memberantas korupsi, proses tersebut justru dianggap memboroskan anggaran negara. Menurutnya, upaya KPK dalam melakukan OTT terkadang justru menambah kerugian negara, karena dana yang dikeluarkan untuk operasional KPK dalam menangkap koruptor justru membuat negara kehilangan uang sebelum tindak pidana itu berhasil ditangani.
“Saya pernah bertanya kepada salah satu mantan pimpinan KPK, berapa banyak uang yang harus dihabiskan negara untuk mengejar OTT dalam satu tahun. Ini adalah permasalahan serius, karena setiap tahun kita hanya menghabiskan anggaran untuk operasi tangkap tangan, sementara korupsi tetap terus terjadi,” ujarnya.
Hasbi juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih preventif terhadap korupsi, daripada sekadar reaktif dengan melakukan OTT. Ia mengusulkan agar KPK lebih fokus pada pencegahan dan deteksi dini terhadap potensi korupsi. Menurutnya, apabila ada indikasi bahwa seorang pejabat negara seperti gubernur atau bupati melakukan tindakan korupsi, langkah terbaik adalah menghubungi pihak yang bersangkutan sebelum kerugian negara terjadi.
“Kenapa kita tidak bisa melakukan pencegahan lebih awal? Jika kita tahu ada pejabat yang terindikasi korupsi, kita bisa hubungi mereka sebelum perbuatan itu terjadi. Sehingga, negara tidak perlu dirugikan lebih lanjut,” katanya.
Pernyataan Hasbi ini menuai beragam tanggapan. Beberapa pihak mendukung pemikirannya mengenai pentingnya upaya pencegahan dalam pemberantasan korupsi, sementara pihak lain berpendapat bahwa OTT tetap merupakan cara yang efektif untuk menindak koruptor secara langsung. Terlepas dari kontroversi tersebut, pernyataan Hasbi menggugah kembali perdebatan publik mengenai efektivitas dan efisiensi pendekatan yang digunakan oleh KPK dalam memerangi korupsi di Indonesia.
(JOHANSIRAIT)
JAKARTA PT Hutama Karya (Persero) atau HK resmi memperoleh proyek pembangunan Jalan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) WanamMuting
Pemerintahan
JAKARTA Kementerian Haji dan Umrah resmi memulai proses seleksi petugas haji atau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk musim h
Pemerintahan
ACEH BARAT Ledakan dahsyat terjadi di sebuah gudang isi ulang tabung gas oksigen di Gampong Gampa, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Ac
Peristiwa
DENPASAR Kuasa hukum Ni Wayan Dontri, Veronika L. Giron, S.H. dari Lusiana Giron & Partners, menegaskan akan menempuh seluruh langkah huk
Hukum dan Kriminal
DENPASAR Kapolda Bali, Irjen Pol Daniel Adityajaya, S.H., S.I.K., M.Si., menyambut kedatangan atlet Tim Kempo Bali yang sukses menorehkan
Olahraga
BANDUNG Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung menjatuhkan vonis 11 tahun penjara dan denda sebesar Rp100 juta kepada dokter reside
Hukum dan Kriminal
JAKARTA Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI memutuskan Surya Utama atau yang lebih dikenal dengan nama Uya Kuya kembali aktif sebagai
Politik
MEDAN Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan menjalin sinergi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam upaya memperkuat koordinasi
Pemerintahan
MALANG Peneliti Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) menemukan paparan mikroplastik di hampir seluruh sumber air di
Kesehatan
DELISERDANG Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Utara berhasil mengungkap kasus kejahatan jalanan (begal) deng
Hukum dan Kriminal